Ketika giliran peletonnya untuk menyebarang, Kasim mengigil lebih keras lagi.

Berikut ini adalah pertanyaan dari faniifaisa pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Ketika giliran peletonnya untuk menyebarang, Kasim mengigil lebih keras lagi. Bukan hanyakarena hujan tambah keras turun. Bukan hanya karena angin pegunungan yang menembus sela-sela rusuknya. Ia juga mengigil karena Acep mulai resah dalam gendongannya. Air hujan sudah merembes masuk mengenai kulitnya dan ia mulai menggeliatgeliat kebasahan dan kediginan.
Sersan Kasim mulai memegang tali yang terentang dari tepi ke tepi. Air membasahi kakinya, membasahi celananya, membasahi sebagian bajunya, menjilat-jilat gendongan anaknya. la mulai repot meninggikan anak dan senjatanya bersama-sama. Pada suatu saat ia terperosok ke dalam lubang pada alas sungai dan ia terhuyung-huyung dilanda arus yang deras dan dingin. Air mencapai dada, merendam anaknya. Dan tiba-tiba Acep menangis.
Acep menangis.
Melolong-lolong.
Merobek-robek kesunyian malam dari tebing ke tebing. Suaranya tajam menyayat hati. Menyayat hati bapaknya, hingga sesak bagaikan tak dapat bernapas.
Di hulu sungai sebuah peluru kembang api ditembakkan ke udara. Malam jadi terang benderang.
Seluruh kompi menahan napas. Masing-masing terpaku pada tempatnya. Peleton 1 di seberang sana. Peleton 3 di seberang sini, sedangkan Peleton 2 di tengah-tengah sungai. Di tengah-tengah Peleton 2 itulah Acep menangis pada dada bapaknya.
Tak ada orang yang mengetahui dengan pasti, apa yang terjadi dalam beberapa menit, yang terasa seperti berjam-jam. Juga Sersan Kasim tidak sadar. Ia hanya tahu, anaknya menangis, setiap saat musuh dapat menumpas mereka dengan senapan mesin dan mortir di bawah cahaya peluru kembang api yang telah mereka tembakkan. Seluruh kompi memandang kepada dia bergantung kepada dia. Nasib seluruh kompi tertimpa pada bahunya.
Sejurus kemudian suara Acep meredup. Sesaat lagi lenyap sama sekali.ubahlah menjadi teks drama

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

[Suasana perang, peleton 2 sedang menyebrang sungai dalam kondisi hujan deras dan angin pegunungan]

KASIM: [mengigil, memegang tali terentang dari tepi ke tepi] Acep, sayang... [meredakan tangisan anaknya dalam gendongannya]

ACEP: [mulai geliat-geliat dan meronta] Papa... dingin... basah...

KASIM: [repot, mencoba menjaga anak dan senjatanya sekaligus] Sabar ya, Acep. Papa akan jaga kamu.

ACEP: [tiba-tiba menangis, melolong-lolong dan merobek-robek kesunyian malam]

KASIM: [terkejut, sesak napas] Acep... [merasakan beban bertambah saat seluruh kompi menahan napas dan bergantung padanya] Apa yang harus Papa lakukan... [terperosok ke dalam lubang pada alas sungai, dilanda arus yang deras dan dingin]

ACEP: [terus menangis, suaranya tajam menyayat hati]

[Kembang api ditembakkan ke udara]

SELURUH KOMPI: [terpaku, menahan napas]

KASIM: [mencoba mempertahankan kendali atas situasi yang kacau] Acep, jangan menangis. Kita harus kuat, ya... [tidak sadar dengan sekitarnya]

ACEP: [suara meredup, lalu lenyap]

SELURUH KOMPI: [menunggu dengan ketegangan, tidak mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya]

KASIM: [menahan tangis, merasakan beban yang berat di pundaknya] Kita akan kuat, Acep. Papa pasti jaga kamu sampai akhir... [bersiap menghadapi musuh yang siap menyerang]

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh fauzanramaadhn dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 31 May 23