Penjelasan:

"Cerpen Hatarakibachi" karya Awit Radiani mengandung beberapa gaya bahasa dan amanat yang dapat diambil, antara lain:

Gaya bahasa:

Metafora: Ada beberapa metafora dalam cerita ini, seperti ketika seekor lebah digambarkan sebagai "kapal" dan bunga di taman sebagai "petak perang".

Personifikasi: Beberapa objek di alam seperti angin dan taman digambarkan sebagai makhluk hidup yang memiliki kekuatan dan emosi.

Simile: Beberapa perbandingan yang digunakan dalam cerita seperti "dengkurannya seperti mesin" dan "teriakan putus asa seperti suara sirine".

Amanat:

Pentingnya kerja keras dan kesabaran: Melalui karakter lebah, cerita ini mengajarkan tentang pentingnya bekerja keras dan sabar dalam mencapai tujuan. Lebah tersebut harus mengumpulkan madu dan berjuang menghadapi rintangan sepanjang hari untuk bisa memenuhi tugasnya. Hal ini mengajarkan bahwa kesuksesan tidak dapat diraih dengan mudah, melainkan membutuhkan kerja keras dan kesabaran.

Perlunya saling membantu: Cerita ini juga mengajarkan tentang pentingnya saling membantu dalam mencapai tujuan. Ketika seekor lebah tidak mampu menyelesaikan tugasnya sendiri, lebah-lebah lain membantunya dan memastikan tugas selesai dengan sukses.

Dampak buruk dari kegagalan: Cerita ini mengajarkan bahwa kegagalan dapat memiliki konsekuensi yang serius. Ketika seekor lebah gagal mengumpulkan madu, ia harus mempertanggungjawabkan tindakannya kepada ratu lebah, yang dapat mengeluarkannya dari sarang. Hal ini mengajarkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan penting untuk bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri