Analisislah kutipan cerita anak berikut dengan menggunakan unsur intrik prosa? “Bila Malam Bertambah Malam” … “begini ibu, berikan kesempatan Tiyan menerangkan sedikit.” “tidak” potong Gusti Biang. “Jawab saja dengn Sinkat. Apakah kau bermaksud mengawininya? Jabaw, Ngurah!” Jari Ngurah di atas meja itu makin panic mengetuk. “jabaw Ngurah” Jari yang mengetuk itu tiba-tiba mengepal dan memukul meja dengan keras. “ya!” tiba-tiba Ngurah berkata dengan lantang pasti. “ya, tiyan akan mengawininya” Janda bangsawan itu bukan main terkejutnya. “Ngurah! Kamu sudah diguna-gunanya!” “kami saling mencintaai ibu!” tekan Ngurh sambil berdiri. “cinta?” Tanya Gusti Biang dengan heran. “ibu dan ayah kawin tanpa cinta. Aku tak peduli cinta dan tidak mengenal cinta. Apa tu cinta? Yang ada adlah kewajiban menghormati martabat leluhur yang telah menurunkanmu, menurunkan kita semua di sini. Kau tak boleh kawin dengan dia, betapa pun kau menghendakinya. Aku telah menyediakan orag yang patutu untukmu. Jangan membuatku malu. Ibu teah menjodohkan mu sejak kecil, dengan Sagung Rai!” “Sagung Rai? Tidak bu!” “ya apa kurangnya Sagung Rai dibandingkan engan perempuan desa itu” “tidak, tiyag tidak mau kawin dengan dia” “kenapa tidak? Ibu dan keluarganya sudh merndingkan semua ini” Ngurah menjadi gelisah sekali. Ia mencoba menerangkan dengan susah payah. Tapi ia juga tahu, ibunya tak akan bias mengerti. …… Dikutip dari novel Bila Malam BertambahMalam Putu Wijaya Pustaka Jaya, 1981​ karakternya adalah?​