Pak Maman adalah seorang direktur suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia telah bekerja dua puluh tahun dan sangat disukai oleh para pegawainya. Mereka sangat berterima kasih atas sejumlah fasilitas olah raga yang dibangunnya untuk para pegawai dan mereka menyukai kegiatan-kegiatan sosial yang didukung oleh BUMN tersebut yang diadakan lebih dari sekali dalam setahunnya, termasuk piknik. Pak Maman mengenal nama dari kebanyakan pegawainya. Ia menggunakan sebagian dari hari kerjanya berjalan-jalan dalam kantor tersebut menemui mereka dan menanyakan tentang keluarga mereka serta hobinya. Ia percaya bahwa penting untuk memperlakukan para pegawai dengan baik, sehingga mereka mempunyai perasaan loyalitas terhadap BUMN tersebut. Ia mencoba untuk selalu menghindari pemutusan hubungan kerja. Para pegawai pun mengetahui bahwa jika mereka mempunyai masalah khusus, Pak Maman akan mencoba membantu mereka. Ia percaya bahwa jika kita memperlakukan orang dengan tepat, mereka akan melakukan pekerjaan yang baik bagi kita tanpa pengawasan yang ketat. Ia tidak menetapkan sasaran-sasaran dan standar-standar tertentu bagi BUMN tersebut dan ia pun tidak pernah menanyakan para pegawainya untuk mengembangkan rencana- rencana untuk memperbaiki produktivitas dan kualitas produk. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinan Pak Maman BUMN tersebut mempunyai rekor biaya dan tingkat produksi sangat buruk. Pak Maman digantikan oleh menghormati pimpinan yang lemah. Jika Pak Bima melihat para pegawai membuang- buang waktu atau membuat kesalahan, ia langsung menegur pegawai tersebut di tempatnya, agar dapat dijadikan contoh. Pak Bima juga memantau dengan ketat kinerja para pegawai, sasaran-sasaran yang tinggi ditentukan untuk masing-masing bagian. Pak Bima juga menuntut agar para pegawai melapor dulu sebelum melakukan tindakan-tindakan yang penting yang menyimpang dari rencana dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Pertanyaan : Jelaskan dan bandingkan perilaku Pak Maman dan Pak Bima