Buatlah cerita inspiratif fiksi/nonfiksi

Berikut ini adalah pertanyaan dari wholrm pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Buatlah cerita inspiratif fiksi/nonfiksi

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

A. Contoh Teks Cerita Inspiratif Fiksi yang Tepat

1.Kupu-Kupu Berhati Mulia

Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.

Ia sangat senang karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang sangat indah.

Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.

Ia melihat sebuah kepompong yang menggantung diranting. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.

“Hai, kepompong alangkah buruk nasibmu. kamu hanya bisa terdiam dan tergantung di situ.

Ayo jalan-jalan lihat taman ini yang luas dan indah ini. Bagaimana nasibmu bila rangting itu patah? “kepompong itu hanya terdiam.

Hingga pada suatu hari, semut berjalan-jalan di taman itu. Karena hujan taman itu dipenuhi lumpur sehingga semut pun tergelincir dan jatuh ke lumpur, semut itu jatuh.

Semut itu berteriak minta tolong sekencang mungkin. “Tolong, bantu aku, aku mau tenggelam tolong…tolong…tolong aku!!!”

Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu terbang melintas. Kemudian kupu-kupu itu menjulurkan sebuah rangting ke arah semut .

“Semut peganglah erat-erat ranting itu. Nanti aku akan mengangkat ranting itu” Lalu si Semut memegang erat-erat rangting itu.

Dengan sekuat tenaga, kupu-kupu mengangkat ranting itu. Lalu kupu-kupu menurunkanya di tempat yang aman. Semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena telah menolong nyawanya.

“Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si Kupu-Kupu. Ternyata kepompong yang dulu diejeknya sudah menyelamatkanya.

Akhirnya, sang Semut pun berjanji tidak akan akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

B. Contoh Teks Cerita Inspiratif Nonfiksi yang Tepat

1. Garam dan Air

Di sebuah desa ada seorang anak perempuan umurnya kira-kira 13 sampai 16 tahun.

Dia seorang anak yang cantik juga pintar tapi sayangnya dia memiliki sifat suka mengeluh ketika ada masalah datang menghampirinya.

Sekecil apapun masalah itu dia selalu mengeluh dan menggerutu. Suatu hari dia sedang berjalan menuju sekolah, tiba-tiba lewat seorang teman sekolahnya dengan mengendarai sepeda baru.

Dia menatap temannya yang sedang mengendarai sepeda sambil mengeluhkan dirinya yang cuma berjalan kaki.

Sesampainya di rumah  diapun mengeluhkan hal ini kepada ibunya. “Bu, aku capek setiap hari harus berjalan kaki ke sekolah, kenapa

Ibu tidak membelikan aku sepeda baru supaya aku tidak perlu capek-capek berjalan kaki”.

Dia merasa dalam hidup ini hanya dia seorang yang selalu mendapat masalah tidak seperti teman-temannya yang lain yang bisa hidup enak dan tidak pernah punya masalah.

Padahal semua manusia di muka bumi tidak pernah lepas dari masalah. Ibunya mulai resah dengan sikap anaknya yang selalu mengeluh.

Hingga di suatu hari, Ibu anak ini mengajaknya ke dapur, dia mengambil garam, gelas, dan sebuah panci kemudian mengisi gelas dan panci dengan air sampai penuh.

Dia kemudian memasukan satu sendok garam kedalam gelas yang berisi air dan satu sendok lagi ke dalam panci.

Sang anak mulai penasaran dengan apa yang sedang dilakukan ibunya. “Untuk apa air garam itu bu?” Sang Ibu pun berkata, “sekarang coba kamu minum air yang ada di dalam gelas”.

Anak  itu pun meminumnya dan mengeluh, “rasanya sangat asin bu!”, Ibunya kemudian menyuruh anak itu untuk mencicipi air yaang ada di dalam panci.

“Rasanya asin bu, tapi tidak seasin air yang di gelas tadi” Kata anak itu dengan nada penasaran.

Setelah itu sang ibu mengajaknya ke sebuah danau yang berada tidak jauh dari rumah mereka.

“Sekarang coba kamu lemparkan segenggam garam ke dalam danau itu!”.

Dengan wajah yang masih penasaran anak itu melemparkan segenggam garam ke dalam danau.

“Kenapa bu? Untuk apa ibu menyuruhku melemparkan garam ke danau?”.

Sang ibu kemudian berkata, “Nak, kamu adalah anak yang cerdas, menurut kamu bagaimana rasa air danau melemparkan segenggam garam ke dalamnya?” 

Dengan spontan anak itu menjawab, “Tentu saja rasanya tidak akan berubah bu, tapi aku masih penasaran kenapa ibu melakukan semua ini?”

Dengan nada yang lembut ibunya menjelaskan bahwa garam yang dimasukkan ke dalam gelas, panci dan danau itu diibaratkan masalah setiap orang yang ada di dunia.

Tinggal bagaimana sikap kita menghadapi masalah itu. Apakah kita akan seperti gelas dan panci ketika ditimpa sedikit masalah akan berubah menjadi asin?

Ataukah kita adalah danau yang ketika ditimpa masalah sebesar apapun tidak akan berubah rasa sedikitpun.

Setelah mendengarkan penjelasan ibunya, anak ini mulai mengerti bahwa setiap orang di atas bumi ini pasti punya masalah entah itu masalah yang besar atau masalah yang kecil.

Namun, jika kita menghadapinya dengan lapang dada, maka sebesar apapun masalah yang menimpa tidak akan mengubah kita menjadi orang yang suka mengeluh dan lupa untuk bersyukur.

maaf kalau salah

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh nuansatanjung7 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 08 May 22