abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda yang ada dalam

Berikut ini adalah pertanyaan dari datinhawa pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda yang ada dalam novel kubah karya ahmad tohari???​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

  • Abstrak:

Novel ini menceritakan tentang pengalaman hidup seorang mantan narapidana. Kubah mengambil latar belakang peristiwa pelarian dan penangkapan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) pascatragedi 1965. Pemberontakan sadis tersebut merenggut nyawa setidaknya enam jenderal dan satu perwira. Novel ini diawali dengan beberapa peristiwa pra-tragedi yang terjadi di kota Pegaten, hingga peristiwa pasca-tragedi.

  • Orientasi:

Berawal pada periode pra-tragedi, peristiwa sejarah yang digambarkan dalam novel ini memicu konflik yang dialami oleh tokoh protagonis bernama Karma. Karman disebut-sebut sebagai seorang pemuda dari sebuah desa bernama Pegaten. Dibandingkan dengan orang-orang di desanya, dia mungkin memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Kehidupan Karman mulai berubah saat bertemu dengan Margo, seorang aktivis Partai Komunis Indonesia. Margo menjadi salah satu anggota paling aktif dalam kegiatan PKI. Berkat dia, banyak orang kemudian bergabung dengan Partai Komunis. Hal ini membuat nama PKI semakin mencuat di kancah politik Indonesia.

  • Komplikasi:

Selain merekrut anggota, Margo juga tahu bagaimana menemukan kandidat yang lebih baik yang merasa bisa memilih partainya, dan kemudian mereka mengincar Karma. Orang-orang politik tentu pandai memainkan strategi. Berbagai strategi halus direncanakan dan dilaksanakan secara rinci. Ajaran itu perlahan meresap ke dalam  diri Karman. Kecerdasan Karman  tidak bisa membela diri melawan doktrin dan taktik Margo. Ia kemudian bergabung dengan PKI dan tercatat sebagai calon kader tertinggi partai tersebut.

Dipaparkan juga bahwa sebenarnya banyak orang PKI yang bersembunyi di balik topeng, seperti yang diperlihatkan tokoh Trimani. Selain anggota PKI, ia juga anggota Partindo (Partai Indonesia). PKI membawa orang dalam dari Partindo bekerja untuk  PKI untuk keuntungan tertentu. Hal ini kadang menyulitkan penyidikan dan pembuktian identitas  anggota PKI.

Penderitaan kota Pegaten berlanjut, diikuti oleh gerakan mempertahankan kemerdekaan yang berlangsung praktis hingga awal tahun 50-an. Pada saat itu  terjadi gangguan yang melibatkan tiga gaya sekaligus, yaitu. tentara yang dipimpin oleh Ahmad Juhdi, tentara yang bersembunyi di balik topeng Ahmad Juhdi, dan aparat keamanan negara. Mereka semua tertarik dengan kawasan Pegaten dan sekitarnya. Saat itu,  Desa Pegaten dilanda huru-hara. Hari-hari berlalu dengan perampokan dan pembunuhan.

  • Evaluasi:

Setelah berakhirnya masa pra-tragedi, terdapat beberapa peristiwa pascatragedi 1965. Uraian pertama menceritakan tentang pelarian anggota PKI. Rekrutmen anggota secara masif yang terjadi pada masa sebelum tragedi itu memaksa aparat keamanan negara bersusah payah membasmi keanggotaan PKI. Oleh karena itu, penangkapan dan pembantaian  tidak dapat dihindari. Penangkapan oleh aparat keamanan negara memaksa Karman, seorang anggota PKI, ke sel isolasi selama beberapa minggu. Diketahui pengurus dan anggota PKI lainnya juga ditangkap, hanya  Karman yang masih hidup dalam perjalanan kabur.

  • Resolusi:

Kisah lain tentang peristiwa setelah tragedi itu menunjukkan penangkapan seorang anggota PKI bernama Karma. Dia memikirkan berbagai cara untuk melarikan diri dari pihak berwenang. Ia hanya perlu menunggu satu atau dua bulan hingga situasi di Pegaten kembali kondusif. Ternyata setelah kurang dari sebulan, rencana Karman sia-sia setelah ia jatuh sakit. Orang-orang mengetahui gerakannya dan mereka sampai ke telinga pihak berwenang. Karman ditangkap dalam keadaan sakit parah, mungkin aparat tidak tega membunuhnya. Dia kemudian diasingkan ke Pulau Buru selama 12 tahun.

  • Koda:

Kita harus memaafkan mereka yang telah berbuat salah kepada kita. Karena kita juga biasanya orang yang tidak lari dari kesalahan. Hal ini tercermin dari masyarakat Pegaten yang tidak dendam kepada Karman dan memaafkan kesalahan Karman di masa lalu, bahkan masyarakat kembali beriman setelah Karman membuat kubah Masjid Pegaten.

Pembahasan:

Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa naratif dalam bentuk cerita. Adapun sifat cerita dalam sebuah novel adalah imajiner namun masih masuk akal dan menyajikan suatu kebenaran.

Pelajari lebih lanjut

Materi tentang novel pada yomemimo.com/tugas/3203282

#BelajarBersamaBrainly #SPJ1

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh debyharfiani dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 14 May 23