akyat, tetapi juga oleh para pejabat dan wakil Seorang pejabat negara berkata dalam sebuah wawancara elevisi, "Content undang-undang tersebut nggak begitu, kok. Ada dua item yang harus kita perhatikan di dalamnya." Pejabat tersebut tampaknya merasa dirinya lebih hebat dengan menggunakan kata content daripada kata isi atau kata item daripada kata bagian atau hal. Penggunaan bahasa yang acak-acakan juga banyak dipelopori oleh kalangan pebisnis. Badan usaha, pemilik toko, dan pemasang klan kian pandai menggunakan bahasa asing. Seorang pengusaha salon lebih merasa bergaya dengan nama usahanya yang berlabel Susi Salon daripada Salon Susi atau pengusaha kue lebih percaya diri dengan tokonya yang bernama Lutfita Cake daripada Toko Kue kan terasa aneh terdengarnya apabila kemudian PT Jasa Marga ikur ikutan menamai jalan-jalan di Bandung dan di kota- kota lainnya, misalnsaudara-saudara yang baik hati suatu ketika sayang melihat beberapa orang siswa yang tercerminkan sebuah kelas sedang ulang tahun yang dapat membuat orangnya secara tidak merasa missing terdengar percakapan dan tangan mereka yang kira-kira begini ​