Berikut ini adalah pertanyaan dari basiruzakkiya pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Satu Jam di Atas Kapal Pengangkut Pekerja Migran Tanpa Dokumen
Kapal feri rute Batam, Kepulauan Riau, ke Tanjung Pengelih, Malaysia, diduga setiap hari digunakan untuk mengirimkan ratusan pekerja migran tanpa dokumen. Aktivis migran yang juga seorang imam Katolik membuktikannya.
Nanti saja

Ya, aktifkan


Berlangganan
Masuk





›
Nusantara›Satu Jam di Atas Kapal...
Iklan
KETENAGAKERJAAN
Satu Jam di Atas Kapal Pengangkut Pekerja Migran Tanpa Dokumen
Kapal feri rute Batam, Kepulauan Riau, ke Tanjung Pengelih, Malaysia, diduga setiap hari digunakan untuk mengirimkan ratusan pekerja migran tanpa dokumen. Aktivis migran yang juga seorang imam Katolik membuktikannya.
Oleh
TIM KOMPAS
20 Desember 2022 06:41 WIB
·
4 menit baca

KOMPAS/PANDU WIYOGA
Sejumlah pekerja migran bersiap keluar dari ruang tunggu imigrasi di Pelabuhan Batam Centre, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (24/3/2020).
Langit bersih dari awan dan bulan hampir penuh di atas Kota Batam, Kepulauan Riau. Di ruang tengah Shelter Pastoral Migran- Perantau, 20 korban perdagangan orang duduk melingkar untuk sembahyang rosario. Suara lantunan doa Salam Maria timbul tenggelam.
Suasana damai pada Sabtu (10/12/2022) malam itu koyak oleh umpatan dari ruang tamu. Pastor RD Chrisanctus Paschalis tak mampu menahan marah saat menceritakan pengalamannya selama satu jam di atas feri, yang disebutnya ”kapal siluman”.
Kapal dimaksud adalah feri yang melayani rute Batam ke Tanjung Pengelih, Malaysia. Beredar desas-desus kapal-kapal tersebut digunakan sindikat memberangkatkan pekerja migran Indonesia secara nonprosedural ke negeri jiran.
Sudah lama Paschalis ingin membuktikan benar atau tidaknya kabar itu. Namun, kesempatan baru datang kali ini. Aktivis migran itu akhirnya berhasil mendapat tiket ”kapal siluman” dari ”orang dalam”.
Paschalis dan lima rekannya berangkat lewat Pelabuhan Batam Centre pada Selasa (6/12/2022). Ia menumpang feri MV Allya Express 3. Tepat pukul 10.30, kapal itu angkat jangkar untuk berlayar ke Tanjung Pengelih.
”Sadis betul. (Awak kapal) sudah pegang manifes (daftar penumpang) jadi mereka tahu siapa yang pekerja migran Indonesia dan siapa yang bukan. Waktu masuk kapal, aku langsung disuruh mereka ke (dek) atas. Dek bawah dan tengah khusus untuk pekerja migran Indonesia,” kata Paschalis.
Baca juga: "Jalan Tol" Pemberangkatan Pekerja Migran Non Prosedural di Batam
Di dek bawah dan tengah, sejumlah awak kapal mondar-mandir memeriksa beberapa nama penumpang, memaksa penumpang menukar uang rupiah dengan ringgit, dan membeli kartu telepon seluler Malaysia.
Dari dokumen manifes yang diperoleh Kompas, diketahui MV Allya Express 3 mengangkut 168 penumpang. Artinya, kapal itu berlayar dengan kapasitas maksimal. Sebanyak 140 penumpang di antaranya diduga kuat adalah pekerja migran Indonesia, yang berangkat hanya berbekal paspor, tanpa visa kerja dan enam dokumen lain sesuai Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Dalam dokumen daftar penumpang kapal terlihat ada empat kode khusus di belakang nomor tiket penumpang feri tujuan Tanjung Pengelih, yakni OD, BCK, SY, dan RS. Huruf itu adalah inisial nama empat orang, yang memberangkatkan pekerja migran Indonesia nonprosedural.
Operasi bocor
Jarak Batam ke Tanjung Pengelih sekitar 27 kilometer, waktu tempuh dengan kapal feri selama 1 jam. MV Allya Express 3 yang ditumpangi Paschalis berangkat pukul 10.30 dari Batam dan tiba di Tanjung Pengelih pukul 11.30.
Berselang lima hari, Kompas berangkat ke Malaysia lewat rute yang dilalui Paschalis menumpang MV Dolphin 5.
Pengawasan di gerai imigrasi Pelabuhan Batam Centre amat ketat. Petugas menjelaskan kepada calon penumpang bahwa Tanjung Pengelih tidak cocok untuk pelancong karena jauh dari kota-kota pusat keramaian di Malaysia.
Dari Tanjung Pengelih ke Johor Bahru, Malaysia, butuh waktu lebih dari 1 jam, sedangkan ke Kuala Lumpur sekitar 4 jam menggunakan bus. Oleh sebab itu, pelancong umumnya memilih berangkat ke Malaysia lewat rute Batam-Stulang Laut atau Batam-Pasir Gudang.
Siang itu hanya sembilan calon penumpang yang diloloskan petugas imigrasi. Lima di antaranya warga negara Malaysia. Di ruang tunggu keberangkatan, calon penumpang, SY, menilai kondisi itu tidak wajar. ”Dari sini biasanya pasti penuh, ramai sekali,” ucapnya.
Ia pun bertanya kepada awak kapal MV Dolphin 5 di ruang tunggu. Laki-laki berambut ikal itu menjawab singkat, ”Imigrasi lagi ada operasi.”
Tepat pukul 10.30, MV Dolphin 5 angkat jangkar dari Batam menuju Tanjung Pengelih. Sembilan penumpang bebas memilih 168 kursi yang tersedia. Namun, perjalanan agak molor karena hujan deras dan ombak kuat.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh deviq9409 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 06 May 23