Berikut ini adalah pertanyaan dari neladuwiagustin pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Alkisah, di sebuah desa di daerah Sumatera Barat hiduplah 10 orang bersaudara. 9 diantaranya adalah laki-laki yang sering disebut Bujang Sambilan. Sedangkan yang paling bungsu adalah seorang perempuan bernama Siti Ransani yang sering dipanggil Sani. Mereka semua adalah anak yatim piatu. Walaupun begitu mereka merupakan tanggung jawab dari “mamak” mereka. Suatu hari, Mamak mereka datang ke rumah mereka dengan membawa anaknya,Giran. Sejak pertama kali Giran dan Sani bertemu, mereka langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Setelah pertemuan itu merekapun sering bertemu. Dan akhirnya Giran pun menyatakan perasaan cintanya kepada Sani. Dan Sani pun merasakan hal yang sama hingga akhirnya mereka berduapun berpacaran.
Suatu hari di adakan pertunjukkan pencak silat yang diadakan di Balai Desa. Semua orang berbondong-bondong ke Balai Desa untuk menyaksikannya. Pertandingan awal dimulai dengan pertandingan antara kakak sulung Sani, Kukuban, melawan pesilat dari kampung sebelah. Pertandingan berjalan seru dan akhirnya Kukuban meraih kemenangan. Di pertandingan selanjutnya Kukuban terus menampakkan ketangguhannya. Semua pesilat tidak ada yang menang melawan Kukuban. Hingga akhirnya Kukuban harus melawan Giran. Mereka berdua merupakan pesilat yang tangguh. Tetapi, beberapa saat kemudian Kukuban menerima serangan yang tiada henti dari Giran dan akhirnya Giran pun menang. Kukuban pun harus menerima kekalahannya di sertai dengan kaki kirinya yang patah.
Beberapa bulan kemuadian, Mamak dan Giran datang ke rumah Sani untuk melamar Sani. 8 kakak Sani sudah setuju, namun Kukuban tidak. Ia masih merasa dendam atas kekalahannya dari Giran. Dan ia pun tidak menerima lamaran Giran. Sani yang mendengar hal itu pun merasa sedih. Lalu Giran dan Sani berencana untuk bertemu.mereka pun bertemu di pinggir sungai. Tiba-tiba paha Sani terkena duri, Giran pun dengan cepat mengobatinya. Tanpa mereka sadari, banyak warga yang mengawasi tindak tanduk mereka dari tadi. Warga pun mengira mereka berdua telah melakukan hal yang tidak pantas dilakukan oleh orang yang belum menikah. Mereka berdua pun langsung diadili di Balai Adat. Dan mereka harus dihukum dengan dibuang ke Gunung Tinjau yang konon katanya untuk membuang sial. Mereka pun beramai-ramai mengantar Giran dan Sani ke kawah Gunung Tinjau. Sesampainya di sana, Giran pun berdoa, “ Kalau kami memang salah maka badan kami akan hancur di kawah gunung ini. Tapi jika kami tidak bersalah, seluruh isi kawah ini akan hancur dan Bujang Sambilan akan berubah menjadi ikan. Kabulkanlah doa hamba ini ya Tuhan.” Lalu Giran dan Sani pun melompat ke kawah itu. Semua orang yang menyaksikan merasa tegang menanti apa yang akan terjadi. Tiba-tiba seluruh isi kawah itu keluar menghancurkan semuanya. Semua orang yang ada di sana tidak dapat menyelamatkan diri. Bujang Sambilan pun berubah menjadi ikan seketika.
Karena hal inilah danau tersebut disebut Danau Maninjau.
Bentuk : prosa
Bahasa : bahasa baku(bahasa Indonesia)
Tema : asal usul Danau Maninjau
Alur : maju
Tokoh : Siti Ransani, Giran, Kukuban, Bujang Sambilan, Mamak, warga sekitar.
Amanat :
· Janganlah menghakimi seseorang sebelum kita mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
· Jangan suka menaruh dendan kepada orang lain
· Mempererat tali persaudaraan atau silaturahmi
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh atueciciliana6 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 21 Feb 23