Jawaban:

Pemulung & Anak Sekolah

Di pinggir jalan yang sunyi dan sepi,

Dua dunia berbeda berjumpa di situ.

Seorang pemulung dengan perjalanan kelam,

Dan seorang anak sekolah penuh impian.

Di antara timbunan sampah yang kotor,

Sang pemulung bertahan dengan hati yang lara.

Menyisir setiap sudut mencari harapan,

Di dalam puing-puing kesengsaraan.

Tangan kasarnya menempuh perjalanan,

Memilah sampah menjadi harta yang terpendam.

Dia tak mengenal lelah, dia tak mengenal angan,

Hanya ingin memberi makan keluarga yang menanti.

Namun, di tengah gelapnya hari yang suram,

Anak sekolah melintas dengan ransel nan berisi buku-buku.

Matanya berbinar penuh cita-cita,

Membayangkan dunia yang jauh berbeda.

Dia tak tahu penderitaan sang pemulung,

Atau sulitnya hidup dalam keterbatasan.

Namun hatinya penuh dengan keinginan,

Untuk mewujudkan mimpi-mimpinya yang tak terhingga.

Hari berganti, sang pemulung dan anak sekolah,

Berjumpa kembali di tengah jalan yang sama.

Sang pemulung yang lelah dengan raut wajah muram,

Dan anak sekolah yang bersemangat penuh harapan.

Sang anak sekolah menghampiri sang pemulung,

Mengulurkan tangan dengan senyum hangat.

Dia mengerti bahwa di balik timbunan sampah,

Ada kisah hidup yang tak pernah terungkap.

Dia mengajak sang pemulung untuk bercerita,

Tentang perjuangannya di tengah kelamnya dunia.

Dan sang pemulung pun berbagi pengalaman,

Tentang kerja keras dan ketabahan dalam hidupnya.

Mereka saling bertukar pelajaran berharga,

Tentang kehidupan yang penuh dengan tantangan.

Anak sekolah belajar arti kesederhanaan,

Sementara sang pemulung mendapatkan harapan baru.

Dalam pertemuan mereka yang tak terduga,

Mereka menyadari betapa berharganya persahabatan.

Tak peduli latar belakang dan keadaan,

Ketulusan hati adalah yang terpenting dalam hidup.

Puisi ini mengisahkan pemulung dan anak sekolah,

Dua dunia yang bertemu di tengah perjalanan.

Mereka saling menguatkan dan membangun impian,

Satu dengan kerja keras, yang lain dengan harapan.

Dalam liku hidup yang tak terduga,

Kisah ini mengajarkan arti kasih sayang.

Bahwa di balik perbedaan dan kesulitan,

Ada kemungkinan untuk saling memberi dan mencapai.

Penjelasan:

Sabi kali Jawaban tercerdas