Matahari sudah meninggi ketika aku membuka mata pada hari itu. Semua orang membiarkan aku tidur lebih lama, tak ada yang membangunkanku. Padahal, biasanya pagi-pagi sekali sebelum ayam berkokok, suara ibu sudah nyaring memintaku segera bangun Hari ini memang berbeda. Udara menghangat, aku merasakan dingin menjalari kaki dan seluruh tubuh. Di luar rumah, ketika mereka telah disibukkan dengan berbagai kegiatan, aku masih enggan beranjak. Tak bergerak dan tak bersuara, beku sekaligus kejam. Aku masih ingat perkataan bapak semalam, la mengatakan bahwa aku tak boleh keluar rumah dan harus diasingkan dengan dunia luar. Aku coba beranjak dari alas tidurku. Mendekat ke jendela yang dibalut besi. Melihat keluar tampak menyenangkan, tapi aku tak berani keluar. Kuhirup dalam-dalam udara bebas yang menyelinap.Tuliskan kembali kutipan cerpen tersebut dengan menggunakan sudut pandang pengarang orang ketiga​