Puisi tersebut berjudul "Indonesia Menangis" yang ditulis oleh Sam Haidi. Puisi ini menggambarkan suasana duka dan kesedihan akibat bencana tsunami yang melanda Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan makna dari puisi tersebut:

Puisi ini dimulai dengan menggambarkan betapa sulitnya bagi manusia untuk mengatasi dan melawan takdir yang sudah ditentukan. "Tak akan sempat insan terpahat" menggambarkan ketidakmampuan manusia untuk menghindari atau mengubah nasib yang telah ditetapkan, dalam hal ini adalah bencana tsunami.

Selanjutnya, puisi menggambarkan kehancuran yang terjadi akibat tsunami. Ribuan orang yang menjadi korban bencana itu, dengan nama-nama mereka yang tak akan terlupakan dan bersama-sama memohon atau meminta pertolongan. Namun, dalam saat yang bersamaan, mayat-mayat korban bencana yang belum dipulangkan atau diberangkatkan menuju kehidupan setelah mati, terbaring di tengah puing-puing kehancuran.

Kata "oh tsunami" menyampaikan rasa keheranan, kesedihan, dan keputusasaan atas bencana yang terjadi. Tsunami digambarkan sebagai sosok air yang datang dengan kekuatan dahsyat dan berakhir dengan air mata dari mata kita yang berderas atau bermuara. Hal ini menunjukkan bahwa mata kita sebagai orang Indonesia menangis karena melihat kehancuran yang ditimbulkan oleh bencana ini dan kesedihan atas kehilangan nyawa yang tak ternilai.

Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan suasana duka dan kehancuran akibat bencana tsunami yang melanda Indonesia. Puisi ini mengekspresikan kesedihan dan ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi takdir, serta menyampaikan rasa keheranan dan keputusasaan terhadap bencana tersebut.