Pagi itu, kesibukan para siswa sekolah menengah atas (SMA) di sebuah kota terlihat jelas. Mereka yang sudah sampai di kelas langsung membuka tas sekolahnya, beberapa buku dan alat tulis dikeluarkan. Dan mereka yang baru tiba di area parkir terlihat terburu-buru, setelah merapikan sepada atau motornya segera menuju kelas masing-masing. Ada yang setengah berlari dan tergopoh-gopoh. Namun bagi siswa yang sudah datang ke sekolah jauh-jauh sebelum itu, mereka masih sempat membuka buku-buku pelajaran untuk mereview serta mempersiapkan ulangan tengah semester. Ya, hari itu adalah jadwal pertama penyelenggaraan UTS (ujian tengah semester). Dan saat bel masuk berbunyi, semua siswa masuk kelas dan duduk di bangku masing-masing. Tersirat dalam wajah-wajah sebagian dari mereka tegang bercampur dengan penantian. Namun ada juga yang biasa-biasa saja. Bahkan ada yang nyantai seakan tak ada sesuatu yang istimewa. Para guru yang ditugaskan pun sudah masuk ke setiap kelas. Berkas soal ujian dibuka dan segera dibagikan kepada setiap siswa. Setelah semua siswa memperoleh pembagian berkas soal, ujian segera dimulai. Setiap siswa sibuk dengan soal-soalnya, ada yang kelihatan bingung, ada yang tegang, namun banyak juga yang menikmati ujian itu dengan enjoy. *** Satu setengah jam kemudian … Ada beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakan soal ujian dan keluar ruangan, padahal ujian itu dijadwalkan selama dua jam. Hal seperti itu terkadang menyebabkan beberapa siswa yang belum bisa menyelesaikan soal ujian semakin tegang, akibatnya tidak bisa berpikir jernih, hafalan yang sudah disiapkan sejak malam sebelumnya ambyar. Bel berbunyi sebagai tanda selesainya waktu ujian, para siswa pun berhamburan keluar kelas. Terdengar pembicaraan mereka tentang soal-soal yang baru saja diujikan. *** Satu pekan kemudian … Hasil ujian tengah semester dibagikan. Tidak terlalu sulit untuk menilai hasil ujian setiap siswa, cukup dengan melihat ekspresi wajah dan anggota tubuh lainnya. “Yessss” ucapan itu keluar dari lisan Anna. Bisa diduga hasil ujian Anna memuaskan. “Alhamdulillah” kata Febri. Sebuah ungkapan yang umum dilakukan oleh mereka yang mencapai apa yang diinginkan, walaupun tidak tercapai sebaiknya juga berkata seperti itu. Ada satu siswa yang berwajah tak tentu, lalu terlihat tangannya merobek-robek kertas, dan ternyata kertas itu adalah hasil ujiannya. Seorang sahabat mendekatinya, lalu menyapa “ada apa Rio?” namun yang ditanya diam lalu ngluyur pergi meninggalkan sang sahabat. Tapi ia tetap mengikuti Rio. Rio kelihatan makin kesal dan berusaha mempercepat langkahnya, namun tiba-tiba ia berbalik “sudahlah Febri, kamu tak usah mengikutiku, aku baik-baik saja” “Hmmmm, syukurlah kalau begitu” kata Febri. “Mengapa kamu merobek-robek hasil ulanganmu” Febri melanjutkan kata-katanya. “Bukankah itu hasil jerih payahmu sendiri?” Kata Febri lagi. “Kalau kita sendiri tidak menghargai karya-karya kita sendiri, bagaimana dengan orang lain” “Ingatlah kawan, itu hasil jerih payahmu yang engkau persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, terserah loe mau menghargainya atau ga” Febri menutup kalimatnya lalu pergi. Sahabat sejati akan ada di saat suka maupun duka, ikut bersyukur saat temannya mendapat anugerah, menemani dan memberikan motivasi ketika temannya jatuh.1. Tuliskan 10 informasi penting dari teks tersebut!​