Jawaban dari pertanyaan diatas adalah...

Karena dalam cerita hikayat terdapat  unsur penting cerpen, misalnya tema, konflik, tokoh, latar, alur, dan sudut pandang. Jadi apabila sebelum mengembangkan hikayat menjadi sebuah cerpen kita terlebih dahulu harus bisa mengembangkan tema, menyajikan rangkaian peristiwa, dan konflik antar tokoh yang lebih menarik.

Pembahasan

Hikayat adalah sebuah karya sastra lama dari Melayu yang berbentuk prosa yang berisi tentang cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut, dibaca sebagai obat dari pelipur lara, pembangkit dari semangat juang, atau hanya sekadar untuk meramaikan pesta saja.

Sedangkan cerita hikayat bisa dibilang lebih mirip dengan cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup, yang di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang sifatnya tidak masuk akal dan ceritanya penuh dengan keajaiban.

Ciri-ciri hikayat:

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu lama.

Pralogis, artinya cerita dari hikayat kadang-kadang sulit diterima dengan akal.

Istana sentries, artinya pusat cerita berada di lingkungan istana.

Anonim, artinya prosa dari cerita hikayat tersebut tidak jelas siapa pengarangnya.

Statis, yaitu bersifat baku dan juga tetap.

Menggunakan kata arkhais, artinya kata-kata yang sekarang ini tidak lazim dipergunakan contohnya sebermula, hatta, dan syahdan.

Cerpen yaitu merupakan cerita tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal atau karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang, atau kejadian baik yang pernah sungguh sungguh terjadi maupun hanya cerita yang hanya bersifat rekaan saja.

Sesuai dengan namanya yaitu cerpen kepanjangan dari cerita pendek hanya berisi tentang kehidupan yang diceritakan secara pendek dan secara singkat saja. Jadi, isi dari cerpen tersebut biasanya akan berisi cerita yang padat dan langsung kepada inti dari cerita.

Ciri-ciri cerpen:

Bersifat fiktif atau hanya sebuah karangan dari penulis.

Tersusun tidak lebih dari 10.000 kata.

Dapat dibaca dengan hanya sekali duduk saja.

Diksi atau pilihan kata yang dipakai tidak hanya rumit sehingga mudah untuk dipahami.

Beralur cerita tunggal atau hanya terdapat satu jalan cerita.

Biasanya cerpen akan ditulis berdasarkan dari peristiwa yang ada dalam kehidupan.

Memiliki pesan moral yang terkandung.