>Ayah dan ibu selalu menasehati kami agar tidak menjadi orang yang seperti air di daun talas. (arti: orang yang tidak mempunyai pendirian)

>Riko selalu disamakan seperti tong kosong berbunyi nyaring oleh warga desa. (arti: orang bodoh yang banyak bicara)

>Sudah menjadi rahasia umum sikap Ipan yang selalu lempar batu sembunyi tangan. (arti: melakukan sesuatu kemudian tidak mengakui dan pura-pura tidak tahu)

>Semua yang terjadi itu pasti ada asap ada api, mustahil semua terjadi dengan sendirinya. (arti: pasti ada penyebab dari suatu masalah yang timbul)

>Kami semua harus selalu sabar dengan dengan sikapnya selama ini, bagai itik pulang petang. (arti: orang yang jalannya sangat lambat)

>Baru umur setahun jagung tetapi sudah sok menasehati orang tua. (arti: belum berpengalaman)

>Semua orang sudah mengetahui sifat seludang menolak mayang Pak Hari sejak dulu. (arti: orang sombong yang melupakan jasa orang lain)

>Ketika sudah dewasa kita harus sedap jangan ditelan pahit jangan segera dimuntahkan. (arti: harus berpikir matang sebelum mengambil tindakan)

>Sudah bertahun-tahun Ibu Ridho makan hati berulam rasa oleh anaknya sendiri, namun tidak pernah mengeluh. (arti: hidup menderita karena perbuatan orang tersayang)

Sumber : google (https://dosenbahasa.com/buatlah-contoh-kalimat-peribahasa-dan-artinya)