Sejarah diangkatnya nabi Nuh menjadi rosul

Berikut ini adalah pertanyaan dari alekian27 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Sejarah diangkatnya nabi Nuh menjadi rosul

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh waktu dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi kepadaku. (QS Yunus / 10: 71).

Dengan kegigihan dan daya pikat keterampilannya, Nabi Idris berhasil menyatukan umat manusia dalam satu tatanan masyarakat yang bertauhidullah (masyarakat yang hidup untuk satu program utama yakni menyembah Allah saja). Sepeninggalnya, kepemimpinan umat diestafetkan kepada aktor selanjutnya, Nabi Nuh as

Menurut Ibnu Abbas jarak antara Nabi Nuh dengan Nabi Adam as adalah 1000 tahun. Allah mengaruni usia yang panjang, yaitu 950 tahun. Dan sepanjang masa tanaman Nabi Nuh berusaha keraskan keimanan kepada umatnya.

Memang hebat kualitas diri seorang mu'min yang Allah dan Rasul-Nya beritakan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Sangat ajaib keadaan seorang mu'min, sebenarnya segala urusannya adalah baik, dan itu tidak terjadi pada seseorang kecuali hanya bagi mu'min. Jika dia mendapat kesenangan dia bersyukur, maka itu itu buatnya. Dan jika dia mendapat kesusahan, dia bersabar, maka itu adalah peringatan buatnya. ” (HR Muslim dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan).

Begitu pula kualitas mu'min periode awal (kenabian) Nabi Nuh sebagai Mereka mensyukuri (dengan sikap syukur terbaiknya) limpahan rezeki yang Allah berikan (sekecil apa pun itu) serta bersabar atas kesempitan yang menghimpitnya (dengan harapan menjadi media peningkatan kualitas dirinya). Maka tidak heran tatkala dibacakan ayat-ayat Allah, mereka menyungkurkan kepala lembah yang mengharap rahmat dan ampunan-Nya. Subhanallah .

Allah tidak memberikan suhuf kepada Nabi Nuh. Kalamullah yang Nabi Nuh ajarkan adalah suhuf-suhuf yang Allah wahyukan kepada Nabi sebelumnya (Nabi Adam, Syits, dan Nabi Idris as) artian '90 suhuf. Bermodal suhuf-suhuf itu lah Nabi Nuh membangun masyarakat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur yaitu masyarakat yang baik dan diampuni Allah.

Empat bidang ilmu yang dulu mengajar Nabi Idris (matematika, menjahit-menjahit, menulis-menulis, dan astronomi) berkembang pesat. Berfikir ilmiah menjadi karakter masyarakat. Namun sayang, kelebihan ini mereka tempatkan tidak seharusnya. Mereka memakainya bukan untuk memahami wahyu namun mengkritisinya. Wahyu pun mereka pertanyakan. Benarkah? Kenapa begitu? Bagaimana seterusnya? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Pola pandang wahyu telah bergeser dengan pola pandang ilmiah. Mereka tidak mau mengedepankan bahkan menjalankan wahyu seandainya tidak (belum) berhubungan logikanya. Banyak pesan wahyu yang isinya menguji keimanan dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan logika. Benih-benih keingkaran pun tumbuh.

Setiap undangan Nabi Nuh mereka abaikan. Seandainya mereka berpapasan, terlihat nada kesal dan jengkel karena tidak bisa menghindar. Mereka menyengaja menutupi telinganya saat Nabi Nuh menyapanya (karena tidak mau mendengarkan).

Ayat demi ayat mereka dustakan. Mereka memprovokasi seolah-olah wahyu disampaikan adalah perkataan yang dibuat-buat oleh Nabi Nuh. Terjalinlah sebuah sikap pendustaan dan keingkaran yang kolektif. Puncaknya, mereka mengancam akan memberikan perlindungan mati dengan merajam Nabi Nuh di muka umum. Na'udzubillahi min dzalik . Inilah pendzaliman dan perbuatan durhaka besar pertama yang dilakukan umat terhadap Nabi-Nya.

Namun Nabi Nuh terus bersabar. Bahkan beliau semakin meningkatkan ikhtiarnya. Beliau tetap telaten membaca dan mengajarkan wahyu walau ancaman demi ancaman ia dapatkan. Kesabaran tanpa batas inilah yang menyebabkan beliau mendapat gelar Ulul Azmi (pemilik tekad yang kuat). Sebuah gelar indah yang ia dapatkan di tengah umat yang mendzalimi dan mendurhakainya. Wallahu a'lam .

Penjelasan:

maaf kalo salh

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh noufalarifin221203 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 17 May 21