Berikut ini adalah pertanyaan dari waryanti1282 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
“Pak, harga topinya berapa?” tanya saya berniat membeli topi.
“Sepuluh ribu...” jawabnya.
“Beli satu ya, Pak...” Langsung saja saya memilih topi berwarna coklat yang kelihatannya lebih bagus dibanding topi yang lain, lalu memberikannya selembaran uang. Kakek itu mencoba merogoh kantong bajunya untuk memberikan kembalian.
“Kembaliannya buat Bapak saja. Makasih ya, Pak.” Sebelum saya beranjak pergi, kakek itu mengucapkan terima kasih berkali-kali sambil mengucapkan doa kebaikan buat saya. Saya jadi terharu, hampir saja menangis, karena ia mendoakan saya agar sehat dan dilimpahi rezeki. Lalu saya beranjak ke arah kendaraan yang diparkir dan pulang.
Mungkin saya tergerak untuk membeli topinya karena saya simpatik kepada kakek itu. Saya juga teringat kisah “Penjual Amplop” yang pernah saya baca di sebuah situs media online. Yang paling saya ingat dari kata-kata penulisnya adalah:
“Bapak-bapak tua menjajakan barang dagangan yang tak laku- laku, ibu-ibu tua yang duduk terpekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap.”
Mohon bantuannya
bantuin plis bsk dikumpul
kalian kan baik
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Naskah drama:
Prolog :
(Ia terlihat sangat tua dengan topi kusamnya di sudut gerbang sebuah pusat perbelanjaan. Tangannya menggenggam gantungan belasan topi kain beraneka warna. Kakek itu ternyata penjual topi. Ia duduk di bawah terik matahari yang membakar kulitnya, menyisakan peluh pada kemejanya yang pudar.Saya melihatnya saat keluar dari gerbang pusat perbelanjaan, setelah selesai menarik uang di ATM. Tadinya saya tidak menyadari ada seorang kakek penjual topi di sana, seperti halnya orang-orang yang lalu- lalang acuh tak acuh dengan keberadaan si kakek. Ketika hendak pulang, kebetulan saya membalikkan badan melihat ke belakang, ternyata kakek itulah yang saya lihat. Tubuhnya ringkih, punggungnya sudah membungkuk, keriput di kulitnya terlihat di sana-sini. Tapi hebatnya, ia masih terlihat kuat. Saya menghampirinya).
Saya : Pak, harga topinya berapa?
Kakek : Sepuluh ribu
Saya : Beli satu ya, Pak
(Langsung saja saya memilih topi berwarna coklat yang kelihatannya lebih bagus dibanding topi yang lain, lalu memberikannya selembaran uang. Kakek itu mencoba merogoh kantong bajunya untuk memberikan kembalian).
Saya : Kembaliannya buat Bapak saja. Makasih ya, Pak
(Sebelum saya beranjak pergi, kakek itu mengucapkan terima kasih berkali-kali sambil mengucapkan doa kebaikan buat saya. Saya jadi terharu, hampir saja menangis, karena ia mendoakan saya agar sehat dan dilimpahi rezeki. Lalu saya beranjak ke arah kendaraan yang diparkir dan pulang).
Epilog :
Mungkin saya tergerak untuk membeli topinya karena saya simpatik kepada kakek itu. Saya juga teringat kisah “Penjual Amplop” yang pernah saya baca di sebuah situs media online.
Penjelasan :
Mengubah teks narasi ke teks dialog drama
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Hoover98 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 26 Jun 21