Berikut ini adalah pertanyaan dari 17marchellino pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Cermati pernyataan dalam KIR berikut!
Plastik konvensional sama-sama tidak memiliki perbedaan sama sekali dengan keadaan awalnya.
Namun. bioplastik singkong menghasilkan perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan bahan
utama plastik singkong adalah bahan organik, yaitu ampas singkong. Oleh karena itu, plastik jenis ini
dapat terurai secara proses biologis menjadi karbon dioksida, air, dan biomasa dalam kurun waktu 2-12
minggu dan tidak meninggalkan residu beracun. Hal ini menunjukkan bahwa bioplastik singkong dapat
terurai lebih cepat di lingkungan air dibanding plastik konvensional.
A. Penelitian selanjutnya dapat membandingkan tingkat residu beracun di lingkungan
air pada penggunaan plastik konvensional dan bioplastik singkong.
B. Pengunaan bioplastik singkong dapat dilakukan sebagai sampul pada buku tulis
atau buku pelajaran.
C. Penelitian selanjutnya dapat mencermati pencemaran lingkungan yang disebabkan
polusi udara di lingkungan sekitar rumah akibat penggunaan BBM pada kendaraan
bermotor.
D. Pemanfaatan bioplastik singkong sebagai peluang bisnis UMKM agar dapat
meminimalisasi pencemaran lingkungan.
E. Penggunaan bahan utama singkong dapat dimodifikasi dengan bahan lain pada
penelitian selanjutnya untuk membuat menu makanan yang inovatif dan bergizi.
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Sampah plastik menjadi masalah besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan 24 persennya masih tidak terkelola.Berbagai alternatif ditawarkan, salah satunya biodegradable plastic atau bioplastik.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) menawarkan inovasi teknologi untuk mengatasi permasalahan limbah plastik tersebut.
Inovasi LIPI ini yaitu bioplastik yang dikembangkan dengan menggunakan bahan terbuat dari tapioka alias ubi kayu. Seperti apa proses kimiawi pengembangan bioplastik dari singkong tersebut?
Peneliti LPTB LIPI, Hanif Dawam Abdullah mengungkapkan, pihaknya telah mengembangkan bioplastik sebagai alternatif untuk menggantikan plastik biasa.
“Bioplastik tersebut berbasis pati yang mudah diurai mikroba alami dengan cepat. Berpeluang menjadi solusi limbah plastik saat ini,” kata Hanif yang disampaikannya dalam kegiatan media tour di Bandung, Senin 25 Maret 2019.
Bioplastik ini bisa menjadi alternatif pengganti plastik konvensional karena sifatnya yang mudah terurai secara sempurna oleh mikroba yang ada di dalam tanah atau dalam air.
"Kalau plastik biasa kan hanya sekali pakai padahal tidak bisa dimakan mikroba sehingga menumpuk jadi limbah. Sedangkan bioplastik berbahan singkong ini diambil dari patinya karena memiliki kemiripan struktur polymer pada bahan plastik biasa, sehingga permasalahan lingkungan bisa teratasi," ujar Hanif.
Sejauh ini penggunaan plastik paling banyak untuk kemasan makanan, yaitu sekitar 60 persen. Plastik sendiri tersusun dari polimer-polimer yang memiliki berat lebih ringan daripada air sehingga benda tersebut sangat mudah mengambang di air.
Adapun bahaya lain yang ditimbulkan dari sampah plastik adalah ketika terpecah menjadi butiran-butiran kecil. Pecahan plastik ini tidak dapat secara langsung terurai oleh bakteri. Sedangkan plastik membutuhkan membutuhkan waktu di atas 3000 tahun untuk terurai.
Oleh karena itu saat plastik terpecah menjadi butiran kecil yang tetap memiliki sifat dasar dengan plastik berukuran itu biasanya dikira sebagai makanan oleh para plankton yang ada di laut. Kemudian plankton akan dimakan ikan dan ikan tersebut akhirnya dimakan oleh manusia atau ikan besar lainnya.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Rafka2517 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 12 May 21