Berikut ini adalah pertanyaan dari jalalludinplk pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
1. Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetulkan jalan tempat berpindah,
Disanalah I’tikaf di perbetul sesudah
Maknanya : penulis yaitu Hamzah Fansuri ingin menyajikan sebuah syair dengan kata-kata indah yang berisikan tentang perjalanan hidup manusia mencapai pulai kemenangan yaitu akhirat dan bagaimana membenahi iman agar ketika kita mengarungi jalan tersebut , kita melaluinya dengan sebaik-baiknya. Nilai yang terkandung dalam bait ini adalah nilai tauhid.
2. Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke ahirat jua kekal diammu.
Maknanya : penulis meminta kita untuk mengenali diri kita sendiri agar kita dapat mengenali Tuhan, seperti dalam sebuah hadist. Penulis juga mengibaratkan tubuh manusia itu layaknya perahu, yang menjelajahi laut kehidupan duniawi yang bergelora dalam perjalanannya menuju pulau idaman, yaitu pantai Alam Rohani yang baka. Tujuan dari tamsilan tersebut adalah agar kita mengerti bagaimana sulitnya mencari keridhaan Tuhan dan mencapai surga-Nya. Kita juga harus tau dunia ini hanyalah persinggahan, karna tempat kekal yang terakhir kita tuju adalah akhirat. Nilai yang terkandung dalam bait ini adalah nilai pendidikan.
3. Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
Maknanya : penulis memanggil kaula muda dengan sebutan arif budiman, agar genarasi depan menjadi pemuda/I yang bijaksana, cerdas serta berbudi baik. Dalam menjalani kehidupan didunia, manusia diharuskan memiliki pedoman hidup berdasarkan agama Tuhan yaitu Al-quran dan Hadist. Ibarat ketika mengarungi lautan luas, manusia memerlukan kompas agar tidak terombang-ambing . Nilai yang terkandung dalam baik ini adalah nilai sosial.
4. Perteguh jua alat perahumu,
Hasilkan bekal air dan kayu,
Dayung pengayuh taruh disitu,
Supaya laju perahumu itu.
Maknanya : bait ini menjelaskan betapa pentingnya menyiapkan perkebakalan selama mengarungi lautan luas. Artinya manusia harus membekali dirinya dengan keperluan yang nantinya sangat berguna bagi tempat yang dituju dan agar selamat mencapai akhirat. Karna itulah cara ag ar manusia menjadi manusia yang baik di dunia dan akhirat. Nilai yang terkandung dalam bait ini adalah nilai pendidikan.
5. Sudahlah hasil kayu dan ayar,
Angkatlah pula sauh dan layar,
Pada beras kekal jantanlah taksir,
Niscaya sempurna jalan yang kabir.
Makanya : selain memiliki pedoman, dalam menjalani kehidupan manusia juga harus mempunyai keperluan lain yang membantunya menuju akhirat. Keperluan tersebut adalah amal kebajikan yang akan menjadikan manusia tersebut sebagai manusia bertaqwa. Nilai yang terkandung dalam bait ini adalah nilai pendidikan.
6. Perteguh jua alat perahumu,
Muaranya sempit tempatmu lalu,
Banyaklah disana ikan dan hiu,
Menanti perahumu lalu disitu.
Maknanya : dalam memperteguh iman dan menyiapkan perbekalan akhirat kita, pastinya kita akan mendapatkan tantangan-tantangan yang menghadang. Ibarat sebuah pepatah “semakin tinggi pohon, maka semakin kencang pula angin yang menerpanya”. Tantangan tersebut siap membawa kita kearah kehancuran jika kita tak mampu menghadapinya.
7. Muaranya dalam, ikanpun banyak,
Disanalah perahumu keram dan rusak,
Karangya tajam seperti ombak,
Keatas pasir kamu tersesak.
Maknanya : kata “muaranya dalam, ikanpun banyak” diartikan apabila iman kita sudah kuat, maka tantangan yang kita hadapi pun semakin besar. Tantangan itu akan menjadikan manusia lemah dan melemahnya iman..
8. Ketahuilah olehmu hai anak dagang,
Riaknya rencam ombaknya karang,
Ikanpun banyak datang menyarang,
Hendak membawa ketengah sawang.
Maknanya : Hamzah Fansuri menyebut manusia sebagai anak dagang karena manusia adalah perantau. Jika manusia tak mampu menghadapi tantangan yang diberikan maka tantangan tersebut akan membawa manusia kepada kemungkaran. Oleh sebab itu manusia tidak boleh lalai dalam menjalani kehidupan ini dan harus mengumpulkan bekal untuk hari akhirat kelak.
9. Muaranya itu terlalu sempit,
Dinamakan lalu sampan dan rakit,
Jikalau ada pedoman dikapit,
Sempurnalah jalan terlalu ba’id.
Maknanya : penulis menyeru kepada manusia agar menyadari bahwa masa hidup di dunia tidaklah lama, karna dunia hanyalah sementara. Sedangkan dalam masa hidup didunia ini manusia harus mengumpulkan bekal-bekal amal. Karna jika semua hal tersebut kita lakukan, jalan kehidupan selanjutnya yaitu akhirat akan menperoleh kemenangan.
10. Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Maknanya : Hamzah Fansuri meminta kepada manusia untuk terus memperkuat iman kita, melakukan amal kebaikan sebanyak-banyaknya karena untuk mendapatkan kebajikan akhirat tidaklah mudah. Sangat jauh jalan yang harus ditempuh serta tantangan yang dihadapi pun semakin banyak.
Penjelasan:
maaf kalau salah, semoga benar dan bermanfaat...
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh fizka123 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 08 Jun 21