CERPEN IIAdapun
layaknya.
sekalipun Abdulhalim
rumah
kepala
patutkah
kutipan cerpen berikut!
CERPEN I
Keesokkan harinya, Fikri dan teman
temannya berjanji untuk bermain tak tahu diri. Ia tetap bersikap seperti
Orang tua itu rupanya benar- benar
sepak bola di lapangan depan tuan
rumah
perumahan mereka. “Ibu, Fikri izin Abdulhalim dan menantunya dianggap
bermain sepak bola dulu, ya Bu?”izin sebagai anak yang harus patuh pada
Fikri kepada ibunya. “Iya, kamu boleh orang
tua,
bermain sepak bola asalkan, sebelum sebagai
maghrib sudah sampai di rumah”jawab tangga.”...Patutkah seorang menantu
ibu kepada Fikri. “Iya, Fikri janji menghinakan
mertuanya,
Bu."Sahut Fikri kepada ibunya. Fikri seorang perempuan berkata sekasar itu
rumah dengan mengendarai sepedanya Sudah salah ayahmu mengawinkan
pun langsung pergi meninggalkan terhadapku, bekas menteri kabupaten?
menyusuri jalan perumahan yang Abdulhalim dengan anak jaksa kepala
basah karena hujan baru
saja itu. Mengharapkan gelar dan paras
mengguyur tempat itu
saja. Coba diturutkan
dahulu:
dikawinkan
dengan wedana, yang telah jadi guru
Tasik itu,
tentu
jadinya"(Katak Hendak Menjad
Lembu)
nasihatku
Abdulhalim
df
takkan begin
Perbedaan penggunaan bahasa kedua kutipan tersebut adalah
Cerpen I
Cerpen
II
A Bahasanya lugas
Bahasanya berbelit-belit
B Menggunakan bahasa Indonesia Menggunakan bahasa Melayu
C с Bahasa santun
Bahasa yang fulgar
D Menggunakan ungkapan Bahasanya lugas​