Berikut ini adalah pertanyaan dari bantuinakudongkak pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Sejak kecil, bakat bisnis Hamzah memang sudah terlihat. Mulai dari menjual kelereng, gambar, petasan, koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung pun juga dilakukan oleh pria kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini. Baru ketika duduk di bangku SMA, dia mulai serius untuk memulai sebuah bisnis usaha. Berawal dari berjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester. Buku-buku tersebut didapatkan dari pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar. Dari usahanya ini Hamzah berhasil mendapatkan keuntungan bersih mencapai Rp950 ribu/semester.
Uang jerih payah dari hasil penjualan pulsa dan keuntungan buku kemudian ditabungnya. Sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah sebagai pemodal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet yang didapat, sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizinnya. Voucher pulsa juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian yang diterimanya, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu.
Mengalami kegagalan, Hamzah tidak mau lama-lama merasa kecewa dan berusaha bangkit. Ilmu yang dia dapat dari membaca buku-buku pengembangan diri dan bisnis (seperti Quantum Leap) menjadi acuan untuk segera bangkit ketika rugi berbisnis.
Bermodal sisa tabungan di bank, Hamzah kembali berjualan pulsa. Beberapa bulan kemudian, tepatnya ketika ia kelas 2 SMA, Hamzah membeli alat mesin pin. Hal itu nekat dilakoninya karena ia melihat peluang usaha di sekolahnya yang sering mengadakan sejumlah acara seperti pentas seni, OSIS dan lainnya, yang biasanya membutuhkan pin serta stiker. Dari acara-acara di sekolah, ia menerima order yang cukup besar. Tapi lagi-lagi ia harus menerima kenyataan merugi lantaran tak menguasai teknik sehingga banyak produk orderan yang gagal cetak dan mesinnya pun rusak.
Kegagalan kembali membuat Hamzah merenung dan membaca biografi pengusaha sukses untuk menumbuhkan kembali semangatnya. Tak berapa lama, ia mulai berjualan snack seperti roti, piza, dan kue-kue. Keuntungan yang terkumpul dari penjualan itu sebesar Rp5 juta. Hingga akhirnya Hamzah menghadiri sebuah seminar bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), yang kemudian membuka matanya tentang bagaimana sebuah bisnis bimbel seharusnya dikerjakan dan apa prospeknya.
Hal tersebut menjadi panggilan tersendiri bagi Hamzah yang selalu merasa pekerjaanya adalah passionnya, bisnis-lah passionnya. Hamzah kemudian bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. Hamzah ingat saat itu rekan bisnisnya baru berusia 23 tahun namun memiliki 44 cabang bimbel.
Berkaca dari kegagalan sebelumnya, orangtua Hamzah cukup ragu kala mendengar niat anaknya. Hamzah terus meyakinkan ayah dan ibunya bahwa bimbel merupakan jalan kesuksesannya. Dia langsung menghubungi pembicara seminar untuk belajar lebih dalam ketika izin itu datang. Dia mempelajari serius semuanya dari marketing, keuangan, hingga prospek. Dia benar-benar ingin menekuni bimbelnya.
Hamzah ingin membeli sebuah cabang yang kebetulan dijual. Saat itu, modal yang dimilikinya hanya Rp. 5 juta. Sedangkan harga cabang tersebut Rp. 175 juta. Bukan pengusaha sukses kalau menyerah mencari jalan keluar. Hamzah berhasil melobi ayahnya untuk meminjamkan uang Rp. 70 juta yang seharusnya diperlukan untuk beli mobil, dan juga melobi pemilik cabang bimbel tersebut untuk membayar sisa Rp. 100 juta di belakang dengan sistem cicil.
Di bisnis bimbel ini, peruntungan Hamzah tiba. Seiring dengan lulusnya Hamzah dari SMA, Hamzah sudah memegang 3 lisensi franchise, jumlah siswa yang di atas 200 orang, omzet 360 juta per semester, dengan untung bersih 180 juta per semester. Merasa bisnis bimbelnya sudah mulai stabil dan bisa didelegasikan, Hamzah melirik bisnis sofabed. Sebuah perusahaan sofabed yang sudah jalan tiga bulan dia beli dan dia kembangkan. Perkembangannya yang cukup pesat membuat Hamzah bisa mengantongi omzet 160 juta perbulan.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia dan ia menjabat sebagai direktur utama di perusahaan miliknya itu. Omzetnya secara keseluruhan mencapai ratusan juta per bulan. Luar biasa!
• Setelah membaca teks tersebut, buatlah simpulan berdasarkan kisah inspiratif di atas!
• Tuliskan nilai-nilai pelajaran apa yang dapat kamu petik dari cerita tersebut!
Tolong ya kak mksh:)
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
•Kesimpulanya adalah:Sebagai generasi muda harus mampu berusaha untuk masa depan agar masa depan mu lebih bagus lagi, walaupun usaha yang sedang kamu lakukan tidak berjalan dengan lancar.Dan Harus semangat untuk menjalani usaha yang kamu jalani
•Nilai-nilai yang dapat dipetik:
1.Harus mempunyai jiwa usaha dari kecil agar masa depan mu bagus
2.Jangan patah semangat hanya karena usaha mu gagal
3.Tetaplah berusaha terus menerus hingga menjadi orang sukses
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh elumarlin817 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 17 Jul 21