Apa keinginan yang disampaikan kepada pak desa untuk kebo Iwa???

Berikut ini adalah pertanyaan dari greistommo pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Apa keinginan yang disampaikan kepada pak desa untuk kebo Iwa??? mohon jawabannya​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Bacalah cerita tersebut

Sebenarnya, kisah Kebo Iwa tak cuma terkenal di tanah Bali. Kisah tersebut pun juga banyak dikenal oleh masyarakat Jawa, khususunya Jawa Timur, dengan nama yang sedikit berbeda, Kebo Suwo Yuwo. Meski tak banyak terdapat perbedaan cerita, namun antara kedua versi cerita cuma mengalami perbedaan dalam sudut pandang, khususnya alasan di balik Kebo Iwa datang ke Jawa.

Dalam versi Jawa, diceritakan bahwa kedatangan Kebo Iwa ke Jawa karena terpesona oleh kecantikan Putri Jejawi yang terkenal di Kerajaan Majapahit kala itu. Namun dalam versi Bali, kedatangan Kebo Iwa ke Jawa bukan hanya sekadar soal percintaan-nya dengan Putri Jejawi, melainkan untuk memenuhi undangan Patih Gajah Mada yang meminta bantuannya.

Dikisahkan di sebuah desa di Bali, hiduplah sepasang suami istri yang rukun nan kaya raya. Namun, kebahagiaan mereka belumlah sempurna sebab setelah sekian lama menikah, belum juga mereka dikaruniai seorang anak. Maka oleh sebab itu, pergilah mereka ke pura untuk sembahyang dan memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Tanpa henti mereka melakukannya setiap hari.

Sekian lama waktu berlalu, akhirnya sang istri mulai mengandung. Suami istri itu pun bahagia dan tak lupa mengucap rasa syukur kepada Tuhan. Setelah sembilan bulan mengandung, lahirlah seorang bayi laki-laki. Namun rupanya, bayi yang lahir bukanlah bayi biasa. Bayi yang baru lahir itu sanggup memakan makanan orang dewasa. Semakin hari, semakin banyak saja anak itu makan.

Makin waktu berlalu, anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena tubuhnya yang tinggi besar itu, ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa yang berarti ‘paman kerbau’. Kebo Iwa dengan rakus makan dan makan terus, hingga lama-lama habislah harta orang tuanya hanya untuk memenuhi kebutuhan makannya. Sampai akhirnya, mereka pun tak sanggup lagi mencukupi makan anaknya.

Terpaksa, suami istri itu meminta bantuan warga desa. Semenjak itulah, segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung masyarakat desa. Penduduk desa membagun rumah yang begitu besar buat Kebo Iwa. Mereka juga memasak makanan yang begitu banyak untuknya.

Namun lama kelamaan mereka juga tak sanggup lagi menyediakan makanan. Akhirnya mereka meminta Kebo iwa untuk memasak makanannya sendiri dan penduduk desa cuma menyediakan bahan mentahnya saja.

Kian hari, Kebo Iwa tumbuh menjadi orang yang serba besar. Jangkauan kakinya yang lebar membuat dirinya dapat bepergian dengan sangat cepat. Jika ia ingin minum, ia tinggal menusukkan jari telunjuknya ke tanah dan terbentuklah sumur kecil yang mengeluarkan air.

Kehebatan Kebo Iwa juga menjadikannya sosok pahlawan yang dapat menghalau serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukan Kerajaan Bali. Sampai akhirnya Sang Maha Patih Majapahit, Gajah Mada, pun mengatur siasat. Ia mengundang Kebo Iwa ke Majapahit dan memintanya membuatkan beberapa sumur, karena kerajaan tersebut sedang kekurangan air.

Tanpa curiga, Kebo Iwa pun menyanggupinya. Sesampainya di Kerajaan Majapahit,  ia menggali banyak sumur. Sungguh sebuah pekerjaan yang berat, karena tanah yang banyak mengandung batu kapur dan ia harus menggali hingga dalam sekali.

Ketika Kebo Iwa sedang bekerja di sumur, Sang Patih Gajah Mada kemudian memerintahkan pasukannya untuk menimbun Kebo Iwa dengan batu kapur. Kebo Iwa pun sesak nafasnya karena timbunan batu kapur, kamudian ia pun mati di dasar sumur.

Setelah kematian Kebo Iwa, Kerajaan Bali pun kembali diserang oleh pasukan Majapahit dan dengan mudahnya Patih Gajah Mada menaklukkannya.

GAMBAR:

Maaf jika salah/kurang dan ini tidak saya copy:)

Terima kasih

Bacalah cerita tersebutSebenarnya, kisah Kebo Iwa tak cuma terkenal di tanah Bali. Kisah tersebut pun juga banyak dikenal oleh masyarakat Jawa, khususunya Jawa Timur, dengan nama yang sedikit berbeda, Kebo Suwo Yuwo. Meski tak banyak terdapat perbedaan cerita, namun antara kedua versi cerita cuma mengalami perbedaan dalam sudut pandang, khususnya alasan di balik Kebo Iwa datang ke Jawa.
Dalam versi Jawa, diceritakan bahwa kedatangan Kebo Iwa ke Jawa karena terpesona oleh kecantikan Putri Jejawi yang terkenal di Kerajaan Majapahit kala itu. Namun dalam versi Bali, kedatangan Kebo Iwa ke Jawa bukan hanya sekadar soal percintaan-nya dengan Putri Jejawi, melainkan untuk memenuhi undangan Patih Gajah Mada yang meminta bantuannya.Dikisahkan di sebuah desa di Bali, hiduplah sepasang suami istri yang rukun nan kaya raya. Namun, kebahagiaan mereka belumlah sempurna sebab setelah sekian lama menikah, belum juga mereka dikaruniai seorang anak. Maka oleh sebab itu, pergilah mereka ke pura untuk sembahyang dan memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Tanpa henti mereka melakukannya setiap hari.
Sekian lama waktu berlalu, akhirnya sang istri mulai mengandung. Suami istri itu pun bahagia dan tak lupa mengucap rasa syukur kepada Tuhan. Setelah sembilan bulan mengandung, lahirlah seorang bayi laki-laki. Namun rupanya, bayi yang lahir bukanlah bayi biasa. Bayi yang baru lahir itu sanggup memakan makanan orang dewasa. Semakin hari, semakin banyak saja anak itu makan.
Makin waktu berlalu, anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena tubuhnya yang tinggi besar itu, ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa yang berarti ‘paman kerbau’. Kebo Iwa dengan rakus makan dan makan terus, hingga lama-lama habislah harta orang tuanya hanya untuk memenuhi kebutuhan makannya. Sampai akhirnya, mereka pun tak sanggup lagi mencukupi makan anaknya.
Terpaksa, suami istri itu meminta bantuan warga desa. Semenjak itulah, segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung masyarakat desa. Penduduk desa membagun rumah yang begitu besar buat Kebo Iwa. Mereka juga memasak makanan yang begitu banyak untuknya.Namun lama kelamaan mereka juga tak sanggup lagi menyediakan makanan. Akhirnya mereka meminta Kebo iwa untuk memasak makanannya sendiri dan penduduk desa cuma menyediakan bahan mentahnya saja.
Kian hari, Kebo Iwa tumbuh menjadi orang yang serba besar. Jangkauan kakinya yang lebar membuat dirinya dapat bepergian dengan sangat cepat. Jika ia ingin minum, ia tinggal menusukkan jari telunjuknya ke tanah dan terbentuklah sumur kecil yang mengeluarkan air.
Kehebatan Kebo Iwa juga menjadikannya sosok pahlawan yang dapat menghalau serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukan Kerajaan Bali. Sampai akhirnya Sang Maha Patih Majapahit, Gajah Mada, pun mengatur siasat. Ia mengundang Kebo Iwa ke Majapahit dan memintanya membuatkan beberapa sumur, karena kerajaan tersebut sedang kekurangan air.
Tanpa curiga, Kebo Iwa pun menyanggupinya. Sesampainya di Kerajaan Majapahit,  ia menggali banyak sumur. Sungguh sebuah pekerjaan yang berat, karena tanah yang banyak mengandung batu kapur dan ia harus menggali hingga dalam sekali.
Ketika Kebo Iwa sedang bekerja di sumur, Sang Patih Gajah Mada kemudian memerintahkan pasukannya untuk menimbun Kebo Iwa dengan batu kapur. Kebo Iwa pun sesak nafasnya karena timbunan batu kapur, kamudian ia pun mati di dasar sumur.
Setelah kematian Kebo Iwa, Kerajaan Bali pun kembali diserang oleh pasukan Majapahit dan dengan mudahnya Patih Gajah Mada menaklukkannya.GAMBAR:Maaf jika salah/kurang dan ini tidak saya copy:)Terima kasihBacalah cerita tersebutSebenarnya, kisah Kebo Iwa tak cuma terkenal di tanah Bali. Kisah tersebut pun juga banyak dikenal oleh masyarakat Jawa, khususunya Jawa Timur, dengan nama yang sedikit berbeda, Kebo Suwo Yuwo. Meski tak banyak terdapat perbedaan cerita, namun antara kedua versi cerita cuma mengalami perbedaan dalam sudut pandang, khususnya alasan di balik Kebo Iwa datang ke Jawa.
Dalam versi Jawa, diceritakan bahwa kedatangan Kebo Iwa ke Jawa karena terpesona oleh kecantikan Putri Jejawi yang terkenal di Kerajaan Majapahit kala itu. Namun dalam versi Bali, kedatangan Kebo Iwa ke Jawa bukan hanya sekadar soal percintaan-nya dengan Putri Jejawi, melainkan untuk memenuhi undangan Patih Gajah Mada yang meminta bantuannya.Dikisahkan di sebuah desa di Bali, hiduplah sepasang suami istri yang rukun nan kaya raya. Namun, kebahagiaan mereka belumlah sempurna sebab setelah sekian lama menikah, belum juga mereka dikaruniai seorang anak. Maka oleh sebab itu, pergilah mereka ke pura untuk sembahyang dan memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Tanpa henti mereka melakukannya setiap hari.
Sekian lama waktu berlalu, akhirnya sang istri mulai mengandung. Suami istri itu pun bahagia dan tak lupa mengucap rasa syukur kepada Tuhan. Setelah sembilan bulan mengandung, lahirlah seorang bayi laki-laki. Namun rupanya, bayi yang lahir bukanlah bayi biasa. Bayi yang baru lahir itu sanggup memakan makanan orang dewasa. Semakin hari, semakin banyak saja anak itu makan.
Makin waktu berlalu, anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena tubuhnya yang tinggi besar itu, ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa yang berarti ‘paman kerbau’. Kebo Iwa dengan rakus makan dan makan terus, hingga lama-lama habislah harta orang tuanya hanya untuk memenuhi kebutuhan makannya. Sampai akhirnya, mereka pun tak sanggup lagi mencukupi makan anaknya.
Terpaksa, suami istri itu meminta bantuan warga desa. Semenjak itulah, segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung masyarakat desa. Penduduk desa membagun rumah yang begitu besar buat Kebo Iwa. Mereka juga memasak makanan yang begitu banyak untuknya.Namun lama kelamaan mereka juga tak sanggup lagi menyediakan makanan. Akhirnya mereka meminta Kebo iwa untuk memasak makanannya sendiri dan penduduk desa cuma menyediakan bahan mentahnya saja.
Kian hari, Kebo Iwa tumbuh menjadi orang yang serba besar. Jangkauan kakinya yang lebar membuat dirinya dapat bepergian dengan sangat cepat. Jika ia ingin minum, ia tinggal menusukkan jari telunjuknya ke tanah dan terbentuklah sumur kecil yang mengeluarkan air.
Kehebatan Kebo Iwa juga menjadikannya sosok pahlawan yang dapat menghalau serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukan Kerajaan Bali. Sampai akhirnya Sang Maha Patih Majapahit, Gajah Mada, pun mengatur siasat. Ia mengundang Kebo Iwa ke Majapahit dan memintanya membuatkan beberapa sumur, karena kerajaan tersebut sedang kekurangan air.
Tanpa curiga, Kebo Iwa pun menyanggupinya. Sesampainya di Kerajaan Majapahit,  ia menggali banyak sumur. Sungguh sebuah pekerjaan yang berat, karena tanah yang banyak mengandung batu kapur dan ia harus menggali hingga dalam sekali.
Ketika Kebo Iwa sedang bekerja di sumur, Sang Patih Gajah Mada kemudian memerintahkan pasukannya untuk menimbun Kebo Iwa dengan batu kapur. Kebo Iwa pun sesak nafasnya karena timbunan batu kapur, kamudian ia pun mati di dasar sumur.
Setelah kematian Kebo Iwa, Kerajaan Bali pun kembali diserang oleh pasukan Majapahit dan dengan mudahnya Patih Gajah Mada menaklukkannya.GAMBAR:Maaf jika salah/kurang dan ini tidak saya copy:)Terima kasihBacalah cerita tersebutSebenarnya, kisah Kebo Iwa tak cuma terkenal di tanah Bali. Kisah tersebut pun juga banyak dikenal oleh masyarakat Jawa, khususunya Jawa Timur, dengan nama yang sedikit berbeda, Kebo Suwo Yuwo. Meski tak banyak terdapat perbedaan cerita, namun antara kedua versi cerita cuma mengalami perbedaan dalam sudut pandang, khususnya alasan di balik Kebo Iwa datang ke Jawa.
Dalam versi Jawa, diceritakan bahwa kedatangan Kebo Iwa ke Jawa karena terpesona oleh kecantikan Putri Jejawi yang terkenal di Kerajaan Majapahit kala itu. Namun dalam versi Bali, kedatangan Kebo Iwa ke Jawa bukan hanya sekadar soal percintaan-nya dengan Putri Jejawi, melainkan untuk memenuhi undangan Patih Gajah Mada yang meminta bantuannya.Dikisahkan di sebuah desa di Bali, hiduplah sepasang suami istri yang rukun nan kaya raya. Namun, kebahagiaan mereka belumlah sempurna sebab setelah sekian lama menikah, belum juga mereka dikaruniai seorang anak. Maka oleh sebab itu, pergilah mereka ke pura untuk sembahyang dan memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Tanpa henti mereka melakukannya setiap hari.
Sekian lama waktu berlalu, akhirnya sang istri mulai mengandung. Suami istri itu pun bahagia dan tak lupa mengucap rasa syukur kepada Tuhan. Setelah sembilan bulan mengandung, lahirlah seorang bayi laki-laki. Namun rupanya, bayi yang lahir bukanlah bayi biasa. Bayi yang baru lahir itu sanggup memakan makanan orang dewasa. Semakin hari, semakin banyak saja anak itu makan.
Makin waktu berlalu, anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena tubuhnya yang tinggi besar itu, ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa yang berarti ‘paman kerbau’. Kebo Iwa dengan rakus makan dan makan terus, hingga lama-lama habislah harta orang tuanya hanya untuk memenuhi kebutuhan makannya. Sampai akhirnya, mereka pun tak sanggup lagi mencukupi makan anaknya.
Terpaksa, suami istri itu meminta bantuan warga desa. Semenjak itulah, segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung masyarakat desa. Penduduk desa membagun rumah yang begitu besar buat Kebo Iwa. Mereka juga memasak makanan yang begitu banyak untuknya.Namun lama kelamaan mereka juga tak sanggup lagi menyediakan makanan. Akhirnya mereka meminta Kebo iwa untuk memasak makanannya sendiri dan penduduk desa cuma menyediakan bahan mentahnya saja.
Kian hari, Kebo Iwa tumbuh menjadi orang yang serba besar. Jangkauan kakinya yang lebar membuat dirinya dapat bepergian dengan sangat cepat. Jika ia ingin minum, ia tinggal menusukkan jari telunjuknya ke tanah dan terbentuklah sumur kecil yang mengeluarkan air.
Kehebatan Kebo Iwa juga menjadikannya sosok pahlawan yang dapat menghalau serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukan Kerajaan Bali. Sampai akhirnya Sang Maha Patih Majapahit, Gajah Mada, pun mengatur siasat. Ia mengundang Kebo Iwa ke Majapahit dan memintanya membuatkan beberapa sumur, karena kerajaan tersebut sedang kekurangan air.
Tanpa curiga, Kebo Iwa pun menyanggupinya. Sesampainya di Kerajaan Majapahit,  ia menggali banyak sumur. Sungguh sebuah pekerjaan yang berat, karena tanah yang banyak mengandung batu kapur dan ia harus menggali hingga dalam sekali.
Ketika Kebo Iwa sedang bekerja di sumur, Sang Patih Gajah Mada kemudian memerintahkan pasukannya untuk menimbun Kebo Iwa dengan batu kapur. Kebo Iwa pun sesak nafasnya karena timbunan batu kapur, kamudian ia pun mati di dasar sumur.
Setelah kematian Kebo Iwa, Kerajaan Bali pun kembali diserang oleh pasukan Majapahit dan dengan mudahnya Patih Gajah Mada menaklukkannya.GAMBAR:Maaf jika salah/kurang dan ini tidak saya copy:)Terima kasih

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dwidarwati519 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 03 Jul 21