Belajar dari yang Tak Pernah DiajarPagi itu aku yang sedang sarapan dengan tenang tiba-tiba tersendak karena melihat jam sudah
menunjukkan pukul tujuh. Aku segera melajukan sepedaku. Sialnya, gerbang sekolah baruku sudah
ditutup dan pak satpam dengan wajah kesal ngomel-ngomel padaku dari balik gerbang.
Lalu, dibukakannya pintu gerbang itu. Namun, aku dan beberapa murid lain dihukum berdiri
berbaris di samping pos satpam dan menghormat ke arah Sang Saka Merah Putih. Aku melirik pos
satpam, tempat sosok laki-laki yang mulai memasuki usia lanjut itu setiap pagi datang untuk bekerja
sampai sore hari tiba.
Namanya adalah Pak Asep, tapi murid-murid sekolah sering memanggilnya "Mang Cecep",
si satpam sekolah. Entah, aku tak tahu siapa pencetus panggilan tersebut pada Pak Asep, apalagi
panggilan "mamang' kepadanya jika didasarkan pada usianya, la sangat populer di sekolahku karena
pembawaannya yang mudah bergaul dan sangat ramah dengan murid-murid. tentukan alur cerita​