Jawaban:

Komplikasi:

Lintang yang tengah menikmati pemandangan di sepanjang jalan pun menatap pungguk kakaknya heran.

"Kenapa berhenti, Kak? Kan belum sampai sekolah?" tanya Lintang dengan polosnya.

Kak Budi turun dari motornya, berjongkok di belakang motor dengan raut sedih bercampur kesal.

"Akinya habis, motornya gak bisa jalan lagi." Kak Budi mencoba menstarter motornya, namun motor tetap tidak menyala.

Lintang pun sedih mendapati hal tersebut. Tidak ada bengkel di sini.

"Duh, bisa telat sekolah kalau begini." keluh Kak Budi.

Resolusi:

Lintang melihat seseorang anak lelaki dengan seragam sekolah yang sama dengannya. Jaraknya mungkin kurang dari 15 meter dari tempatnya berdiri sekarang.

Lintang melambaikan tangannya. Anak itu melihatnya dan mengayuh ontelnya mendekat.

"Hai, kamu satu sekolah sama aku?" tanya anak lelaki itu dengan napas ngos-ngosan.

"Iya. Seragam dan nama sekolah kita sama. Namaku Lintang," ujar Lintang sambil mengulurkan tangan.

"Aku Leo. Kamu kenapa berhenti di sini?" tanya Leo kemudian.

"Ini, motor kakakku mogok." jawab Lintang.

"Di depan pertigaan ada bengkel yang buka pagi-pagi. Mau kuantar?" tawar Leo.

Lintang mengangguk dan menghampiri kakaknya. Keduanya berjalan beriringan mengikuti kayuh Leo yang pelan di depan. Ketiganya sampai di bengkel.

"Makasih ya, Leo"

"Sama-sama. Kalau nungguin motornya selesai kamu bisa telat. Ayo bareng aku, kita kan satu sekolah." saran Leo

Lintang menatap kakaknya dan mendapati Budi tersenyum dan mengangguk. Keduanya pun berboncengan dengan sepeda menuju sekolah. Dan Lintang pun mendapatkan teman baru.