Urat-urat kecil di tangan dan di punggung menegang. Ditolaknya bumi

Berikut ini adalah pertanyaan dari yeagereren443 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Urat-urat kecil di tangan dan di punggung menegang. Ditolaknya bumi dengan hentakan kaki sekuat mungkin. Serabut-serabut halus terputus. Perlahan tanah merekah. Ketika akar terakhir putus ketiga anak Dukuh Paruk itu jatuh terduduk. Tetapi sorak-sorai segera terhambur. Singkong dengan umbi-umbinya yang hanya sebesar jari tercabut.Adat Dukuh Paruk mengajarkan, kerja sama antara ketiga anak laki-laki itu harus berhenti di sini. Rasus, Warta, dan Darsun kini harus saling adu tenaga memperebutkan umbi singkong yang baru mereka cabut.

Rasus dan Warta mendapat dua buah, Darsun hanya satu. Tak ada protes. Ketiganya kemudian sibuk mengupasi bagiannya dengan gigi masing-masing, dan langsung mengunyahnya. Asinnya tanah.

Sambil membersihkan mulutnya dengan punggung lengan, Rasus mengajak kedua temannya melihat kambing-kambing yang sedang mereka gembalakan. Yakin bahwa binatang gembalaan mereka tidak merusak tanaman orang, ketiganya berjalan ke sebuah tempat di mana mereka sering bermain. Di bawah pohon nangka itu mereka melihat Srintil sedang asyik bermain seorang diri. Perawan kecil itu sedang merangkai daun nangka dengan sebatang lidi untuk dijadikan sebuah mahkota (Ronggeng Dukuh Paruk, 1982:1-5).


Cari majas dan citraan yang terdapat pada 4 paragraf diatas!
Mohon bantu jawab, terimakasih!​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Paragaf pertama mengandung majas hiperbola dan metafora. Citraan: penglihatan (visual) dan pendengaran.

Paragraf kedua mengandung majas: personifikasi dan hiperbola. Citraan: penglihatan (visual).

Paragraf ketiga mengandung majas ironi. Citraan: penglihatan dan perasa.  

Paragraf keempat mengandung majas metonimia. Citraan: peraba, visual.

Pembahasan

Majas adalah gaya bahasa yang dipakai oleh pengarang dalam prosanya atau penyair dalam puisinya agar karyanya lebih menarik dan mampu mengungkapkan dengan lebih jelas makna atau pesan yang ingin disampaikannya.

Dalam prosa atau puisi pun pengarang memakai berbagai citraan (imaji) agar karyanya lebih menarik dan mengena di hati dan indera para pembaca, seolah-olah pembaca bisa melihat, mendengar, meraba, mencium, atau merasakan apa yang disampaikan oleh pengarang.

Oleh karena itu citraan yang biasa dipakai adalah:

  1. Citraan penglihatan: pembaca seolah bisa melihat langsung apa yang diceritakan pengarang.
  2. Citraan pendengaran: pembaca seolah mendengar langsung cerita pengarang.
  3. Citraan peraba: pembaca seolah bisa meraba dengan kulit atau bagian tubuh lainnya apa yang diceritakan.
  4. Citraan penciuman: pembaca seolah bisa mencium aroma yang diceritakan.
  5. Citraan perasa: pembaca seakan-akan bisa merasakan dengan lidah apa yang diceritakan.

Pada paragraf pertama, kalimat yang mengandung majas hiperbola adalah:

Urat-urat kecil di tangan dan di punggung menegang.

Ditolaknya bumi dengan hentakan kaki sekuat mungkin.

Metafora:

Singkong dengan umbi-umbinya yang hanya sebesar jari tercabut.

Paragraf ini mengandung citraan penglihatandanpendengaran ketika digambarkan bagaimana anak-anak tersebut berusaha mencabut singkong, jatuh, dan bersorak seolah-olah kita dengar mereka semua bersorak.

Paragraf kedua mengandung majas personifikasi pada:  

Adat Dukuh Paruk mengajarkan, kerja sama antara ketiga anak laki-laki itu harus berhenti di sini.

Majas hiperbola pada:

Rasus, Warta, dan Darsun kini harus saling adu tenaga memperebutkan umbi singkong yang baru mereka cabut.

Sedangkan citraan yang dipakai adalah penglihatan, seolah kita melihat mereka sedang memperebutkan singkong tersebut.

Paragraf ketiga mengandung majas ironi pada kalimat:

Asinnya tanah.

Citraan perasa juga ada pada kalimat tersebut, seakan kita ikut merasakan tanah yang digambarkan asin.

Paragraf keempat mengandung majas metonimia pada kalimat:

Perawan kecil itu sedang merangkai daun nangka dengan sebatang lidi untuk dijadikan sebuah mahkota.

Citraan peraba ada pada kalimat ketika Rasus membersihkan mulutnya dengan punggung tangan dan citraan visual ketika kita seolah-olah melihat Srintil sedang bermain sendiri.  

Berikut pengertian majas yang dipakai dalam paragraf di atas:

  1. Hiperbola adalah majas yang mengandung makna yang dibesar-besarkan dari aslinya.
  2. Metafora adalah majas yang mengandung perumpamaan akan dua hal yang berbeda.
  3. Personifikasi adalah majas yang membuat benda selain manusia seakan berperilaku dan bergerak  seperti manusia.
  4. Ironi adalah majas yang dipakai untuk menyembunyikan fakta lalu menyatakan hal yang sebaliknya.
  5. Metonimia adalah majas yang menggunakan kata lain yang memiliki keserupaan.

Pelajari lebih lanjut

Bila kamu mau lebih tahu lagi materinya ada disini:

  1. Tentang citraan: yomemimo.com/tugas/26008531
  2. Pengertian majas: yomemimo.com/tugas/2372448
  3. Contoh majas: yomemimo.com/tugas/10484305

Detail Jawaban

Kelas: 12

Mapel: Bahasa Indonesia

Bab: Bab 6 - Analisis Isi Novel

Kode: 12.1.6

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh faizahmihani dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 18 Apr 22