ceritakan secara singkat dengan bahasa sendiri hikayat “abu nawas botol

Berikut ini adalah pertanyaan dari putusetiahari78 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Ceritakan secara singkat dengan bahasa sendiri hikayat “abu nawas botol ajaib” ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

cerita "ABU NAWAS BOTOL AJAIB"

eolah tidak puas, dia memberikan tugas aneh kepada Abu Nawas. Saya tidak tahu makna tersembunyi di balik itu semua. Ujian, atau hanya mencari hiburan? Demikian pula hari ini, Nabi memanggil Abu Nawas untuk datang ke istana. Sesampainya di istana presiden, eh istana raja artinya, Baginda Raja langsung menyambut kedatangan Abu Nawas dengan senyuman sebagai tanda kegembiraan. "Duduklah, Abu Nawas. Dengar, aku menderita sakit perut selama beberapa hari ini. Menurut dokter pribadiku, aku terkena serangan angin." Kata Raja, membuka percakapan. "Maafkan saya, Tuanku. Jadi apa yang bisa saya lakukan?". Sahut Abu Nawas. "Aku ingin menghukum angin, karena dialah yang membuat perutku sakit. Jadi, tugasmu adalah menangkap dan memenjarakannya, Abu Nawas." Kata Raja. diam. Tak sepatah kata pun terucap dari mulutnya. Dalam benaknya pikiran itu bukanlah cara untuk menangkap angin, tetapi cara untuk meyakinkan Raja bahwa dia telah menangkap angin. Adapun sifat angin, itu tidak terlihat. Berbeda dengan air yang masih terlihat meski jernih. “Aku beri waktu 3 hari untuk menyelesaikan tugasmu, Abu Nawas”. Terngiang perintahnya padanya. Abu Nawas pulang dengan membawa hadiah berupa tugas yang sulit. Tapi baginya hal seperti ini adalah hal yang wajar, karena itu adalah bagian dari hidupnya. Menurut Abu Nawas, menghadapi suatu masalah akan membuatnya berpikir. Dengan berpikir, otak bekerja dan tidak membeku. Itu membuatnya lebih cerdas dan berwawasan luas. Dengan buah pikirannya, tidak jarang dia membantu yang lemah. Bahkan, ia sering membawa pulang dompet emas hadiah dari sang Raja atas kecerdikannya. Tapi kali ini benar-benar pekerjaan yang sulit. Dua hari telah berlalu, sementara Abu Nawas tidak punya cara untuk mengejar angin. Keesokan harinya ia harus menghadap Raja untuk melaporkan hasil pekerjaannya. Malam ini Abu Nawas mengalami insomnia sementara (tidak bisa tidur semalaman). Tak pelak, hari berganti pagi. Berhasil atau tidak, Abu Nawas harus menghadapi raja. Mungkin sudah takdirnya, kali ini Abu Nawas harus menerima hukuman yang sangat berat atas kegagalannya. Dia berjalan tenggelam menuju istana. Dalam perjalanan, ia teringat kisah Aladin dengan lampu ajaibnya. Hmm, bagaimana menurut Abu Nawas? "Yah, Jin juga tidak terlihat, kan? Aku tahu jawabannya." Gumam Abu Nawas dalam hatinya. Abu Nawas melompat gembira. Dia berbelok ke arah rumah. Setelah berlari kencang, dia sampai di rumah. Sesampainya di rumah, ia langsung membawa semua perlengkapan yang diperlukan. Setelah selesai, dia segera meluncur kembali ke istana. foto: wallpaperswide.com Sesampainya di gerbang istana, para pengawal mengantarnya masuk menghadap raja yang sudah lama ditunggu-tunggu. Ia tidak sabar untuk segera bertanya kepada Abu Nawas. “Wahai Abu Nawas, bagaimana kabarnya? Apakah Anda menangkap angin, dan memasukkannya ke penjara? ” Tentu saja, Baginda . “Tetapi Abu Nawas dengan wajah ceria, mengeluarkan botol yang ujungnya diisi. raja. raja mengerutkan kening, menerima botol Abu Nawas, sementara merangkul dia, raja bertanya, "yang angin yang berarti Anda, Abu Nawas? Aku tidak melihatnya.” “Di dalam botol itu, Tuanku.” Jawab Abu Nawas dengan hormat. “Tapi kenapa aku tidak melihat apa-apa?” kata Raja. “Maaf pak. Anginnya tidak kelihatan, tapi kalau mau tahu dimana letak botolnya, tutupnya harus dibuka.” Sanggah Abu Nawas. Raja pun mengikuti instruksi Abu Nawas. Setelah membuka tutup botol, Raja mencium bau yang sangat busuk menusuk hidungnya. "Apa-apaan ini, wahai Abu Nawas!" Yang Mulia membentak dengan marah. "Maaf Yang Mulia. Tadi saat saya membuang udara, saya memasukkannya ke dalam botol. Karena saya khawatir itu akan lepas, jadi saya memasukkan mulut botolnya". Abu Nawas menjawab setengah takut. Mendengar jawaban yang logis, bukannya marah, dia malah tertawa puas. Kali ini Abu NawasSelamat lagi dan bawa dompet berisi koin emas. Dalam perjalanan, dia membagikan uang itu kepada siapa pun yang menurutnya pantas menerimanya. Jangan lupa sisihkan sebagian untuk diberikan kepada istri tercita

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dimascahyopratama11 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 30 Jan 22