sebuah puisi beserta unsur fisik dan unsur batin dalam bentuk

Berikut ini adalah pertanyaan dari nadiyaputri19 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Sebuah puisi beserta unsur fisik dan unsur batin dalam bentuk tulisan

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Telah kutulis jejak hujan

Pada rambut dan kulitmu yang basah.

Kuntum Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu

Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma

Yang saling memahami gairah terpendam

Dialirkan sungai ke muara

Sesaat kita larut dalam keheningan

Cinta membuat kita betah hidup di bumi

Ekor cahaya berpantulan dalam matamu

Seperti lengkung pelangi

Sehabis hujan menyentuh telaga inikah musim semi yang sarat nyanyian

Juga tarian burung-burung itu?Kerinduan bagai awah gunung berapi

Sarat letupan.

Lalu desah nafasmu

puisi adalah gelombang lautan

Yang menghapus jejak hujan

Di pantai hatiku

Begitulah jejak hujan

Pada kulit dan rambutmu

Menghapus jarak dan bahasa Antara kita berdua

#struktur fisik

Tipologi

a. Kata Kuntum pada baris kedua setelah titik dan tidak diikuti kata lain menggambarkan bahwa kesendiri dan merasa sangat kesepian. Pada baris selanjutnya dapat kita maknai bahwa orang yang sendiri tersebut ternyata sedang dilanda rasa rindu.

b. Pada bait ke dua dan bait ke tiga, susunan tidak beraturan tetapi terkesan indah. Keindahan yang dinikmati dari sebuah kebersamaan.

c. Pada bait ketiga ketidakberaturan ini mewakili tarian burung-burung dan juga awah gunung berapi serta gelombang lautan.

Tema

Dalam puisi ini penyair mengangkat tema tentang kerinduan kepada kekasih. Terbukti pada baris-baris puisi berikut ini:

Kuntum

Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu

Kemudian dikuatkan lagu lewat baris puisi berikut:

Kerinduan bagai awah gunung berapi

Sarat letupan.

Karena kerinduan yang amat sangat kepada sang kekasih sehingga penyair membayangkan kekasihnya di kala hujan gerimis.

#Struktur batin

Diksi

Pemilihan kata oleh penyair. Karena puisi bersifat pemadatan, maka pilihan kata harus sesuai dan menimbulkan suatu yang estetis. Pemilihan kata juga harus mewakili makna yang akan disampaikan. Dalam menciptakan karyanya, penyair seringkali memasukkan kata-kata yang sulit kita telaah dan kita mengerti maksudnya. Dalam puisi Nyanyian Gerimis terdapat kata Ekor cahaya yang maknanya kilatan cahaya, berpantulanyang bermakna pancaran mata yang berbinar-binar, juga terdapat kata tarian burung-burungdan Di pantai hatiku yang terkesan indah dan penuh makna

Perasaan

Mengemukakan usaha si aku yang akan cinta dan pengagumannya terhadap seorang gadis, yang dikisahkan sebagai kuntum/bunga (gadis). Si aku merasakan jatuh cinta dengan gadis itu, membayangkan setiap keindahan yang terjadi. rasa rindu yang kerap melanda si aku hingga ia merasa tidak ingin meninggalkan sang gadis tercinta.

3

Pengimajian /Citraan

a. Penglihatan, seolah kita dapat melihatnya dengan nyata. Ekor cahaya berpantulan dalam matamu. Seperti lengkung pelangi

b. Perasaan, seolah kita dapat merasakan.

Yang saling memahami gairah terpendam

Dialirkan sungai ke muara

c. Pendengaran, seolah kita dapat mendengarkan.

Sarat letupan. Lalu desah nafasmu

Nada

Nada puisi “Nyanyian gerimis” dapat dilihat dari bait,

Telah kutulis jejak hujan

Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum

Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu

semakin terlihat nada puisi tersebut dinyatakan oleh penyairnya dengan eksplisit. Karena pembaca dapat membayangkan langsung nada dan suasana puisi tersebut. Kesepian yang dirasakan oleh penyair tanpa kekasih hati.

4

Majas/Gaya bahasa

Penggunaan kata-kata untuk mencapai efek tertentu. Dalam puisi Nyanyian Burung terdapat majas sebagai berikut:

a. Majas personifikasi, majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah dapat hidup. Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma

b. Majas metafora

Ekor cahaya berpantulan dalam matamu

c. Majas simile

Seperti lengkung pelangi

Kerinduan bagai awah gunung berapi

Amanat

Penyair mengungkapkan rasa kesepiannya dan kerinduannya dengan menghayalkan datangnya kekasih yang menghibur hati. Sehingga penyair semakin yakin akan cintanya yang terpisah oleh jarak dan waktu. Yang memberikan amanat kita harus saling percaya dan terus setia pada kekasih hati meskipun jauh dimata namun selalu dekat dihati kita. Asalkan kita menjaganya

5

Rima / Irama adalah persamaan bunyi pada puisi. Sedangkan Irama berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat atau lagu kalimat. Pada puisi Nyanyian Gerimis, rima dan irama tidak terlalu menonjol, karena pada puisi ini aspek isilah yang lebih ditonjolkan.

Bait 1(a-u-u-u-a-a-a)

Bait 2 (a-i-u-i-a)

Bait 3 (a-u-i-u-a-a-a-u-u-a)

6

Kata Konkret

Kata-kata ini dapat berhubungan dengan kiasan atau lambang. Dalam puisi Nyanyian Gerimis terdapat kata konkret diantaranya:

a. Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu (seorang yang sangat kesepian)

b. Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma (kerinduan akan seseorang untuk sekadar menghilangkan rasa kesepiannya)

c. Yang saling memahami gairah terpendam (saling merasa rindu, walaupun tidak bertemu cukup seolah bertemu dalam angan)

d. Ekor cahaya berpantulan dalam matamu (mata seorang yang dirindukan hadir dan tampak berbinar-binar bahagia)

e. Kerinduan bagai awah gunung berapi (sangat rindu meluap-luap tak terbendung)

Penjelasan:

maaf aku ketik semuanya lagi gbuts aku soalnya

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh purwantoardiansyah29 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Fri, 30 Jul 21