Berikut ini adalah pertanyaan dari syafahadyan15 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Maka Karman bekerja dengan sangat hati-hati. Ia menggabungkan kesempurnaan teknik, keindahanestetika,
serta ketekunan. Hasilnya adalah sebuah mahkota mesjid yang sempurna. Tidak ada kerutan-kerutan.
Setiap
sambungan terpatri rapi. Kerangkanya kokoh dengan pengelasan saksama.
....
“Luar biasa bagusnya,” kata seseorang ketika kubah mesjid hasil kerja Karman selesai dipasang menjadi
puncak bangunan mesjid.
“Beruntung,” sambung yang lain, “kita mendapatkan Karman kembali. Kalau tidak, niscaya kita tidak bisa
bersembahyang di dalam mesjid sebagus ini.”
Karman mendengar puji-pujian itu. Rasanya dia yakin bahwa dirinya tidak berhak menerima semua
pujian
itu. Tetapi wajah orang-orang Pegaten yang berhias senyum, sikap mereka yang makin ramah, membuat
Karman merasa sangat bahagia. Karman sudah melihat jalan kembali menuju kebersamaan dan
kesetaraan
dalam pergaulan yang hingga hari-hari kemarin terasa mengucilkan dirinya. Oh, kubah yang sederhana
itu.
Dalam kebisuannya, mahkota mesjid itu terasa terus mengumandangkan janji akan memberikan harga
asasi
kepada setiap manusia yang sadar akan kemanusiaannya. Dan Karman merasa tidak terkecuali.
Kubah, Ahmad Tohari
Latar suasana penggal cerita di atas adalah...
A. Proses pembuatan kubah masjid
B. Hak asasi yang diberikan kepada setiap manusia
C. Pujian masyarakat terhadap kubah masjid buatan Karman
D. Kebanggan dan keberuntungan dengan selesainya kubah masjid
E. Kebahagiaan Karman atas sikap orang Pegaten yang menghargainya
serta ketekunan. Hasilnya adalah sebuah mahkota mesjid yang sempurna. Tidak ada kerutan-kerutan.
Setiap
sambungan terpatri rapi. Kerangkanya kokoh dengan pengelasan saksama.
....
“Luar biasa bagusnya,” kata seseorang ketika kubah mesjid hasil kerja Karman selesai dipasang menjadi
puncak bangunan mesjid.
“Beruntung,” sambung yang lain, “kita mendapatkan Karman kembali. Kalau tidak, niscaya kita tidak bisa
bersembahyang di dalam mesjid sebagus ini.”
Karman mendengar puji-pujian itu. Rasanya dia yakin bahwa dirinya tidak berhak menerima semua
pujian
itu. Tetapi wajah orang-orang Pegaten yang berhias senyum, sikap mereka yang makin ramah, membuat
Karman merasa sangat bahagia. Karman sudah melihat jalan kembali menuju kebersamaan dan
kesetaraan
dalam pergaulan yang hingga hari-hari kemarin terasa mengucilkan dirinya. Oh, kubah yang sederhana
itu.
Dalam kebisuannya, mahkota mesjid itu terasa terus mengumandangkan janji akan memberikan harga
asasi
kepada setiap manusia yang sadar akan kemanusiaannya. Dan Karman merasa tidak terkecuali.
Kubah, Ahmad Tohari
Latar suasana penggal cerita di atas adalah...
A. Proses pembuatan kubah masjid
B. Hak asasi yang diberikan kepada setiap manusia
C. Pujian masyarakat terhadap kubah masjid buatan Karman
D. Kebanggan dan keberuntungan dengan selesainya kubah masjid
E. Kebahagiaan Karman atas sikap orang Pegaten yang menghargainya
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
C. Pujian masyarakat terhadap kubah masjid buatan Karman
Cerita tersebut berisi tentang betapa bangga dan pujian untuk Karman, karena Karman telah membuatkan kubah masjid yang begitu indah.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh takiimoon dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 07 Mar 22