Berikut ini adalah pertanyaan dari nindirasuci978 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Dasar
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Skip to content
Situs Hijau Indonesia
Situs Hijau Indonesia
Cerita Sukses Pemulihan Ekosistem Hutan
Paradigma-paradigma baru mulai diperkenalkan dengan menunjukkan bahwa masyarakat dapat menjadi aktor dalam program pemulihan ekosistem.
Oleh: Ratna Tondang *
Selama ini kita lebih sering mendengar berita tentang deforestasi yang terus meningkat dengan berbagai macam faktor-faktor penyebabnya, mulai dari perluasan lahan pertanian, penebangan kayu liar, kebakaran gambut dan tingkat kemiskinan masyarakat sekitar hutan. Kita semakin resah jika kawasan hutan semakin sedikit dan anak cucu kita tidak bisa menikmatinya kelak. Selama ini kita menempatkan masyarakat sebagai aktor perusak hutan karena mereka melakukan perambahan kawasan hutan sehingga mereka kurang dilibatkan dari proses pemulihan hutan. Namun proses suksesi (pemulihan ekosistem secara alami) memerlukan waktu yang sangat panjang, maka dibutuhkan suksesi secara buatan melalui pelibatan masyarakat secara langsung.
Paradigma-paradigma baru mulai diperkenalkan dengan menunjukkan bahwa masyarakat dapat menjadi aktor dalam program pemulihan ekosistem. Masyarakat yang awalnya merambah dan merusak kawasan hutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mulai berubah dan turut melestarikan hutan. Contohnya seperti di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang melibatkan masyarakat untuk menjadi mitra Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) dalam kegiatan restorasi. Setidaknya 1187,53 ha kawasan hutan sudah direstorasi sampai tahun 2016 dari total 4.100,21 ha luasan zona rehabilitasi.
Sebelum ditetapkan menjadi Taman Nasional, TNGGP sebelumnya merupakan kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani dan melibatkan masyarakat melalui program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Melalui program PHBM masyarakat mendapat akses kedalam hutan dan dapat memanfaatkan sumber daya hutan secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya masyarakat diperbolehkan menanam tanaman kopi dibawah tajuk pohon hutan ataupun menanam tanaman hortikultura di sela-sela pohon hutan sebelum tajuk pohon hutan menutup seluruh areal hutan.
Perubahan status kawasan hutan dari hutan lindung dan hutan produksi menjadi taman nasional pada tahun 1980 memberikan dampak bagi masyarakat, dimana kawasan hutan yang dulunya dapat dimanfaatkan hasil hutan non kayunya, kini sudah tidak diperbolehkan lagi. Upaya pemulihan ekosistem merupakan sebuah tantangan bagi pengelola kawasan tanam nasional karena sebagian besar pekerjaan masyarakat disekitar taman nasional menggarap lahan pertanian didalam kawasan hutan. Orientasi pemanfaatan hutan dialihkan pada kegiatan pemulihan ekosistem sesuai dengan fungsi dari penetapan taman nasional.
Kegiatan pemulihan ekosistem dilakukan melalui kegiatan adopsi pohon dan gerakan rehabilitasi lahan dalam bentuk Pengelolaan Konservasi Bersama Masyarakat. Program adopsi pohon bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kondisi hutan yang semula hutan produksi menjadi hutan konservasi dengan melibatkan masyarakat, organisasi, pemerintah daerah, perwakilan negara asing, perusahaan lokal maupun asing. Biaya yang dikenakan dalam kegiatan penanaman ini adalah Rp 108.000,-/pohon dalam jangka waktu tiga tahun. Dana yang didapat nantinya diserahkan pada kelompok tani dalam bentuk ternak, pertanian organik dan pembinaan wisata alam. Program adopsi pohon dilaksanakan dalam durasi 5 tahun yang dimulai dari tahun 2011 sampai 2016. Program ini bekerja sama dengan OISCA Sukabumi Training Centre yang nantinya akan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemulihan ekosistem hutan. Ada tiga pelaku utama dalam program ini yakni: pelaksana kegiatan, adopter, dan operator. Pelaksana kegiatan adalah masyarakat yang berada disekitar taman nasional, adopter adalah pihak penyandang dana, dan operator adalah OISCA Sukabumi TC yang merupakan organisasi sosial kemasyarakatan.
Gerakan rehabilitasi lahan dilakukan di lahan yang kritis berupa semak belukar yang telah ditinggal oleh perambah hutan. Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman asli/natif dan pohon buah-buahan agar nantinya hasil panen buah-buahan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu, dilakukan pula kegiatan diluar kawasan hutan berupa budidaya jamur, tanaman hias, pembuat kompos, dan pupuk organik yang didampingi oleh BBTNGGP.
Adopsi pohon dan rehabilitas lahan kritis terbilang cukup sukses dalam upaya pemulihan ekosistem hutan, dilihat dari peningkatan tutupan hutan meningkat setiap tahunnya. Ditemukan pula satwa-satwa asli yang sudah lama tidak pernah terlihat lagi di kawasan taman nasional. Selain itu terjadi peningkatan jumlah pengunjung untuk berwisata di taman nasional bagi dalam maupun luar negeri setiap tahunnya.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dianbbt16 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 25 Feb 23