Suatu hari, Roki dan Kholilah sedang duduk di taman saat tiba-tiba Gibran datang mendekati mereka dengan wajah marah.

Gibran: "Kalian ingat dengan Gani? Dia dulu menghina saya dan menganggap saya tidak bisa sukses. Tapi sekarang, saya jadi orang sukses dan saya ingin membalas dendam."

Roki: "Tapi balas dendam bukanlah Tapi terbaik, Gibran."

Kholilah: "Iya, bukankah lebih baik memaafkan dan melupakan masa lalu?"

Gibran: "Tidak! Saya harus membuktikan pada Gani bahwa dia salah dan saya bisa sukses tanpa dia. Saya ingin membuatnya merasa malu dan menyesal atas perlakuannya dulu."

Tiba-tiba, Putri dan Putra bergabung dengan mereka.

Putri: "Apa yang terjadi di sini?"

Gibran: "Saya ingin membalas dendam pada Gani."

Putra: "Tapi balas dendam hanya akan membuatmu merasa lebih buruk, Gibran. Mungkin kamu bisa mencoba memaafkan Gani dan menunjukkan kepadanya betapa besar kesuksesanmu sekarang."

Sintia, teman mereka yang lain, juga bergabung dalam diskusi.

Sintia: "Saya setuju dengan Putra. Memang sulit memaafkan dan melupakan masa lalu, tapi itu akan membuatmu merasa lebih baik daripada membalas dendam."

Gibran berpikir sejenak dan akhirnya setuju dengan saran teman-temannya. Dia memutuskan untuk mengunjungi Gani dan menunjukkan kepadanya betapa suksesnya dia sekarang tanpa harus merendahkan orang lain.

Dengan sikap positif, Gibran memperlihatkan pada Gani bahwa dia telah sukses dan tak lagi terpengaruh oleh perlakuan buruknya di masa lalu. Gani merasa malu dan menyesal atas perlakuan buruknya dahulu, dan dia berterima kasih atas kunjungan Gibran.

Akhirnya, Gibran memutuskan untuk memaafkan Gani dan memulai persahabatan yang baru dan lebih baik. Mereka berdua belajar bahwa balas dendam tidak akan membawa kebahagiaan, tetapi memaafkan dan berdamai bisa membuat hidup lebih baik.