Gunung Semeru telah mengalami proses erupsi yaitu pada hari, Sabtu 4 Desember 2021 kurang lebih pukul 14:50 WIB. Visual dari letusan gunung tersebut tidak teramati. Namun, erupsi dari gunung Semeru ini terekam jelas di alat yang bernama seismograf dengan amplitudo maksimum yaitu 25 mm dan durasi kurang lebih 5.160 detik.

Proses dari meletusnya gunung berapi Semeru ini terdiri dari tiga proses yaitu yang pertama, terjadinya gempa bumi dan peningkatan emisi gas itu artinya pada saat magma bergerak di perut bumi yaitu tepatnya di bawah gunung berapi, aktivitas gunung ini memicu terjadinya gempa bumi secara berkala dengan intensitas dan kekuatan yang terus menerus semakin meningkat.

Proses yang kedua yaitu, keluarnya abu dan awas panas. Proses yang kedua ini terjadi yaitu sebagai tanda bahwa letusan gunung berapi selanjutnya ialah pengeluaran abu dan uap air yang dikeluarkan melalui lubang pada gunung yang terbuka. Contoh pada letusan freatik yang terjadi yaitu ketika magma yang keluar dari letusan gunung tersebut memanaskan permukaan atau air tanah yang dilepaskan melalui lubang dan celah yang baru.

Proses yang ketiga ialah proses dari pembentukan kubah lava artinya kubah lava terbentuk karena adanya magma yang mengalir di permukaan sehingga akan mengalami penurunan tekanan maupun suhu yang membeku sehingga bisa membentuk suatu bentuk seperti kubah.