Peribahasa yang tepat untuk melengkapi paragraf pada soal adalah air tenang jangan disangka tiada buayanya (D). Air tenang digambarkan dari sikap Angga yang menolak halus penawaran pak Budi (tampak tidak memiliki kemampuan). Sedangkan, untuk frasa "jangan disangka ada buayanya" di sini maksudnya adalah adanya kenyataan bahwa Angga memiliki bakat menggambar sejak kecil (kalimat ke-1).

Pembahasan

Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat yang memiliki makna tertentu baik terkait pesan moral, nasihat, atau gambaran sikap seseorang. Peribahasa memiliki makna kias atau tidak langsung memberikan arti yang lugas. Peribahasa kadang mengandung unsur-unsur tertentu, seperti nilai-nilai agama, norma, budaya, dan aturan masyarakat tertentu.

Analisis opsi selain D:

• Opsi A
  Air karena dipercik, terbit minyak karena dikempa.
  Artinya adalah orang yang melakukan pekerjaan karena paksaan. Hal ini kurang relevan dengan konteks bahwa Angga memiliki bakat menggambar bukan murni paksaan dari pak Budi.
• Opsi B
  Air setitik dilautkan, tanah sekepal digunungkan.
  Artinya membesar-besarkan masalah. Di konteks ini Pak Budi dan Angga tidak memperbesar masalah, justru Angga menyetujui untuk mewakili sekolah, sehingga "konflik penolakan" Angga untuk mengikuti lomba bisa langsung teratasi.
• Opsi C
  Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
  Artinya sikap yang tidak bisa diubah. Hal ini tidak sesuai dengan konteks bahwa sikap Angga untuk menolak dapat berubah menjadi mau mewakili sekolah mengikuti lomba.

Pelajari lebih lanjut

• Materi tentang 10 contoh peribahasa lain:
  yomemimo.com/tugas/3217354
• Materi tentang pemaknaan peribahasa yang lain:
  yomemimo.com/tugas/5101405
• Materi tentang makna peribahasa tertentu:
  yomemimo.com/tugas/2663447

______________

Detail jawaban

Kelas    : VI
Mapel  : Bahasa Indonesia
Bab      : 5 - Pendidikan
Kode    : 6.1.5

#SolusiBrainlyCommunity
#UjianSekolah #SD #KisiKisi