Berikut ini adalah pertanyaan dari aureliaalmira21 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Dasar
Jajanan Anak Sekolah Belum 100% Bebas Boraks dan FormalinKesibukan orang tua terkadang membuat tidak semua anak membawa bekal makanan saat ke sekolah. Kalaupun membawa bekal, anak-anak cenderung tergoda untuk jajan di luar. Kecenderungan ini dapat menjadi ancaman bagi kesehatan anak. Karena ternyata jajanan anak sekolah itu belum 100 persen bebas boraks dan formalin.
Ketua Departemen Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Ade Arsianti mengatakan, boraks dan formalin masih marak di masyarakat terutama digunakan oleh para pedagang jajanan anak-anak. Padahal, kedua bahan ini bersifat toksik alias beracun.
Boraks sejatinya digunakan untuk membuat campuran detergen, glasi enamel gigi buatan, plastik, antiseptik, pembasmi serangga, dan pengawet kayu. Demikian pula formalin, yang biasanya digunakan sebagai pengawet pada mayat, bahan tambahan kosmetik, perabot kayu, dan disinfektan kuat.
Boraks bila tertelan dalam jumlah tinggi dapat meracuni sel-sel tubuh dan menyebab- kan kerusakan usus, hati, ginjal, dan otak. Jika dikonsumsi dalam waktu lama menyebabkan kerusakan hati dan kanker. Efek buruk boraks bekerja pada jangka waktu lama.
Bahan ini akan tertimbun dan terakumulasi terlebih dahulu dalam tubuh, kemudian menimbulkan efek samping seperti pusing, mual, muntah, diare, kejang, bahkan koma. Pada anak kecil dan bayi, jika boraks ada di dalam tubuh sebanyak 5 gram saja dapat menyebabkan kematian.
"Dampak boraks dan formalin itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan otak anak-anak kita. Meskipun penyalahgunaan boraks dan formalin sudah menurun, kita sebagai orang tua harus tetap waspada," dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Makanan yang mengandung boraks dan formalin sekilas tidak berbeda tampilannyasecara visual. Namun, ada ciri khusus yang membedakannya, seperti makanan tidak mudah hancur, kenyal, sangat renyah, tahan lebih dari 3 hari (tidak busuk dan berjamur), berwama lebih mencolok, dan juga tidak dikerubungi oleh lalat maupun semut.
Prihatin atas ancaman ini, para staf dan peneliti dari Departemen Kimia Kedokteran FKUI mengajak masyarakat untuk mewaspadai boraks dan formalin pada jajanan anak melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat bernama Program Aksi Ul untuk Negeri.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 27 dan 29 Agustus 2019 di Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung, kota Depok, Jawa Barat. Program ini sukses mengedukasi 50 orang peserta yang terdiri dari ibu kader PKK setempat dan pedagang jajanan sekolah.
jika foto kurang jelas di atas adalah teks nya. untuk soal adalah membandingkan antara perkiraan informasi dan informasi sesungguhnya. tolong sebutkan minimal 5.
tolong di bantu, jangan curang!!
terima kasih
Ketua Departemen Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Ade Arsianti mengatakan, boraks dan formalin masih marak di masyarakat terutama digunakan oleh para pedagang jajanan anak-anak. Padahal, kedua bahan ini bersifat toksik alias beracun.
Boraks sejatinya digunakan untuk membuat campuran detergen, glasi enamel gigi buatan, plastik, antiseptik, pembasmi serangga, dan pengawet kayu. Demikian pula formalin, yang biasanya digunakan sebagai pengawet pada mayat, bahan tambahan kosmetik, perabot kayu, dan disinfektan kuat.
Boraks bila tertelan dalam jumlah tinggi dapat meracuni sel-sel tubuh dan menyebab- kan kerusakan usus, hati, ginjal, dan otak. Jika dikonsumsi dalam waktu lama menyebabkan kerusakan hati dan kanker. Efek buruk boraks bekerja pada jangka waktu lama.
Bahan ini akan tertimbun dan terakumulasi terlebih dahulu dalam tubuh, kemudian menimbulkan efek samping seperti pusing, mual, muntah, diare, kejang, bahkan koma. Pada anak kecil dan bayi, jika boraks ada di dalam tubuh sebanyak 5 gram saja dapat menyebabkan kematian.
"Dampak boraks dan formalin itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan otak anak-anak kita. Meskipun penyalahgunaan boraks dan formalin sudah menurun, kita sebagai orang tua harus tetap waspada," dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Makanan yang mengandung boraks dan formalin sekilas tidak berbeda tampilannyasecara visual. Namun, ada ciri khusus yang membedakannya, seperti makanan tidak mudah hancur, kenyal, sangat renyah, tahan lebih dari 3 hari (tidak busuk dan berjamur), berwama lebih mencolok, dan juga tidak dikerubungi oleh lalat maupun semut.
Prihatin atas ancaman ini, para staf dan peneliti dari Departemen Kimia Kedokteran FKUI mengajak masyarakat untuk mewaspadai boraks dan formalin pada jajanan anak melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat bernama Program Aksi Ul untuk Negeri.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 27 dan 29 Agustus 2019 di Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung, kota Depok, Jawa Barat. Program ini sukses mengedukasi 50 orang peserta yang terdiri dari ibu kader PKK setempat dan pedagang jajanan sekolah.
jika foto kurang jelas di atas adalah teks nya. untuk soal adalah membandingkan antara perkiraan informasi dan informasi sesungguhnya. tolong sebutkan minimal 5.
tolong di bantu, jangan curang!!
terima kasih
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
1.Kita Harus waspada terhadap Makanan yg kita makan Karna Belum tentu Makanan itu Sehat dan bersih
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ranra91 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 11 Apr 23