Tuliskan tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita legenda Bukit Kelam.

Berikut ini adalah pertanyaan dari taniatan868 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Dasar

Tuliskan tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita legenda Bukit Kelam. ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Dari cerita legenda asal usul bukit kelam yang menjadi. tokoh antagonis adalah bujang dan beji lalu tokoh protagonisnya adalah temenggung marubai.

Penjelasan:

Asal-Usul Bukit Kelam

Dahulu kala, tersebut dua orang sakti yang bernama Bujang Beji dan Temenggung Marubai. Keduanya sama-sama memiliki pekerjaan sebagai penangkap ikan, namun memiliki sifat sangat bertolak belakang.

Bujang Beji memiliki sifat yang sombong dan suka mendengki, sedangkan Marubai memiliki sifat yang rendah hati.

Bujang Beji menangkap ikan di sungai Simpang Kapuas, sedangkan Marubai menangkap ikan di Simpang Melawi. Bujang Beji selalu membawa pulang semua ikan, baik ikan besar maupun ikan kecil. Akibatnya, ikan di Simpang Kapuas semakin menyusut.

Berbeda dengan Bujang Beji, Marubai selalu melepaskan ikan-ikan yang masih kecil dan hanya membawa ikan yang sudah besar. Hal itulah yang membuat ikan di Simpang Melawi masih terjaga.

Populasi ikan yang terus menyusut di Simpang Kapuas membuat hasil tangkapan Bujang Beji semakin sedikit. Hingga suatu hari, Bujang Beji yang mendapat sedikit ikan melihat Marubai membawa banyak ikan yang besar.

Rasa dengki pun menghinggapi Bujang Beji. Didorong rasa dengki untuk mengalahkan Marubai, Bujang Beji menangkap ikan dengan menggunakan racun. Ikan sungai Kapuas yang terkena racun pun mabuk dan menggelepar di permukaan sungai.

Dengan cara tersebut Bujang Beji bisa mendapatkan ikan dalam jumlah yang banyak bahkan lebih banyak dari yang didapatkan Marubai.

Namun, bukan hanya populasi yang menyusut, ikan-ikan di sungai Simpang Kapuas pun semakin habis akibat terkena racun.

Kedengkian Bujang Beji semakin menjadi ketika ia melihat Marubai tetap saja membawa banyak ikan.

"Aku akan menutup aliran sungai Simpang Melawi, menggunakan puncak bukit itu," ucap Bujang Beji dengan penuh dengki.

Bujang Beji yang dipenuhi dengan rasa dengki itu memiliki rencana jahatnya untuk mengeringkan sungai Simpang Melawi agar Marubai tidak bisa lagi mendapatkan ikan.

Dengan kesaktiannya, Bujang Beji membelah puncak bukit batu. Ia kemudian membawa batu besar itu dengan kedua tangannya.

Tanpa disadari Bujang Beji, seorang bidadari marah melihat ulahnya yang yang seenaknya memotong puncak bukit batu.

"Sombong sekali manusia itu, dengan seenaknya memotong puncak sebuah bukit," ucap bidadari.

Tiba-tiba saja, bidadari itu mengirim sebuah petir dan menyambar tubuh Bujang Beji. Bujang Beji yang tidak mengira tersambar petir merasa terkejut dan batu besar itu jatuh. Betapa marahnya ia mengetahui ada sosok bidadari yang mengirimkan petir.

"Awas kau, aku akan menuntut balas," kata Bujang Beji kepada bidadari itu.

Ketika mau mengangkat batu yang jatuh itu, Bujang Beji kesulitan. "Kenapa batu ini sangat susah sekali untuk diangkat," katanya.

Bagian dari batu itu ternyata menancap sangat dalam ke tanah. Bujang Beji pun tidak berhasil mengangkatnya. Melihat rencananya gagal, ia pun bersiap-siap untuk menuntut balas. Dia sengaja menancapkan pohon Kumpang Mambu.

Dalam beberapa hari saja, pohon tersebut tumbuh tinggi hingga mencapai langit.

"Nah, aku akan menuntut balas kepada bidadari yang telah menggagalkan rencana ku," kata Bujang Beji kesal.

Sebelum memanjat pohon tersebut, ia memberikan sesaji kepada hewan-hewan hutan agar tidak mengganggu rencananya. Sepertinya Bujang Beji lupa memberikan sesaji kepada rayap dan beruang.

Sementara itu Bujang Beji hampir mencapai langit dan tiba-tiba saja pohon itu bergetar karena usaha rayap dan beruang berhasil. Pohon Kumpang Mambu pun roboh seketika setelah digerogoti.

Bujang Beji pun jatuh dari ketinggian sehingga menyebabkan kematiannya. Gagal sudah rencananya untuk mengeringkan sungai Simpang Melawi serta membalas perbuatan bidadari.

Tempat jatuhnya batu raksasa itu kemudian dikenal dengan nama Bukit Kelam.

Bukit Kelam saat ini menjadi tempat wisata dengan pemandangan hutan yang indah di sekitarnya.

Bukit Kelam adalah batu monolit terbesar di dunia dengan ketinggian 1.002 meter di atas permukaan laut (Mdpl), mengalahkan Ayers Rock di Australia setinggi 862 Mdpl.

Sumber : iNewsKalbar.id

Editor : Reza Yunanto

narindradwioktaviani

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh narindradwioktaviani dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 12 Jun 23