Indonesia Version:Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar di pusat-pusat pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan di Kerajaan Sriwijaya. I-tsing juga menyatakan bahwa bahasa Melayu berperan penting dalam kehidupan politik dan keagamaan di Kerajaan Sriwijaya. Selain itu, kemungkinan besar bahasa melayu juga digunakan oleh para pedagang yang bertransaksi di Kerajaan Sriwijaya. Sebagai kerajaan maritim yang letaknya strategis di jalur pelayaran dunia, Kerajaan Sriwijaya tumbuh sebagai pusat perdagangan penting selama beberapa abad. Banyak pedagang dari belahan dunia Barat dan Timur bertemu di Sriwijaya untuk melakukan transaksi perdagangan. Diduga bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa yang digunakan para pedagang tersebut dalam menjalankan usahanya

English version

Malay was used as the language of instruction at educational, cultural and religious centers in the Sriwijaya Kingdom. I-Tsing also stated that the Malay language played an important role in political and religious life in the Sriwijaya Kingdom. Apart from that, it is also very likely that the Malay language was used by merchants who made transactions in the Sriwijaya Kingdom. As a maritime empire with a strategic location on world shipping lanes, the Sriwijaya Kingdom grew as an important trading center for several centuries. Many merchants from both Western and Eastern parts of the world met in Sriwijaya to conduct trade transactions. It is suspected that Malay is one of the languages ​​used by these traders in conducting their business