Ratusan pohon bougenville di taman merekah dengan ribuan warna Dan

Berikut ini adalah pertanyaan dari ardinaarik88 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Dasar

Ratusan pohon bougenville di taman merekah dengan ribuan warna Dan ratusan jenis kupu-kupu beterbangan di atasnya. Mereka sepagi ini sudah telanjur disibukkan memikirkan
pekerjaan yang menumpuk di kantor, harapan bisa menjual lebih banyak, kesepakatan yang
akan ditandatangani, rencana-rencana penting yang harus dilakukan sebelum petang tiba, dan
semacam itulah. Ada memang satu dua yang berdiri di bawah bingkai jendela bangunan
berlantai dua, terpesona menatap syahdunya pagi. Satu dua yang berdiri di bawah krei
penginapan dan toko roti. Serta sepasang kekasih yang bersandar di depan bangunan kantor
pos tua. Uap yang keluar dari hembusan napas mereka pelan merobek kabut. Mereka bukan
penduduk kota ini. Mereka adalah pengunjung yang kebetulan singgah Karena tak terbiasa,
pagi itu indah benar dalam kejapan mata.
Sang Penandai, Tere Liye
Dari kutipan novel di atas, temukanlah unsur intrinsiknya!
a. Tokoh dan penokohan
b. Latar tempat
c. Latar suasana
d. Latar waktu
Sudut pandang
norlu memikirkan Pak Dewe terus. Guh,” kata Ibu lagi. “Tuhan tidak pernah lupa​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Penjelasan:

Tere Liye SANG PENANDAI Edit & Convert: inzomnia BERPISAH! KISAH INI tentang Jim. Yang sejak kecil amat percaya setiap kehidupan ditakdirkan memiliki satu cinta sejati. Sebenarnya itu berani hampir dari seluruh kalian juga memiliki cerita yang serupa. Hanya saja kisah ini menjadi berbeda dengan kepunyaan kita ketika Jim tak kunjung menyadari bahwa cinta adalah kata kerja. Dan sebagai kata kerja jelas ia membutuhkan tindakan-tindakan, bukan sekadar perasaan-perasaan. Maafkanlah, tidak sebagaimana lazimnya dongeng cinta, kisah ini harus dimulai dengan perpisahan. Perpisahan yang menyakitkan. Meskipun sebenarnya seabadi apa pun kisah cinta yang kalian kenal, pastilah mengenal kata berpisah. Hari itu, Senin, 7 Juli ratusan tahun silam. Hari yang aneh di penghujung musim dingin, di salah satu kota terindah benua-benua utara yang pernah ada. Orang-orang berlalu lalang mengenakan mantel tebal, syal di leher, juga topi besar yang menutupi seluruh telinga. Kehidupan baru saja dimulai beberapa menit lalu. Rutinitas kota kembali lagi seiring kabut yang masih menggantung di sela-sela gedung tua. Udara tidak sedingin biasanya, tapi tetap tak nyaman berada di luar tanpa pakaian berlapis-lapis. Ribuan larik cahaya matahari pagi lembut menerobos sela dedaunan pohon cemara. Jatuh menimpa rumput dan bangku-bangku taman, menimbulkan bayangan indah yang magis dan syahdu. Memesona. Seolah-olah kalian bisa menangkap warna cahaya tersebut di tengah kabut. Mengambang. Koleksi ebook inzomnia

Burung-burung gereja berkicau riuh. Satu dua malah hinggap dekat trotoar pejalan kaki. Berloncat-loncatan saling menggoda pasangan. Pejantan menunjukkan paruh yang kokoh, betina memamerkan bulu dada yang lembut. Tetapi tidak ada yang terlalu memedulikan pemandangan indah tersebut. Bagi penghuni kota, pagi seperti ini sudah biasa. Tidak jauh lebih biasa sekalipun musim semi tiba. Ketika ratusan pohon bougenville di taman merekah dengan ribuan warna. Dan ratusan jenis kupu-kupu beterbangan di atasnya. Mereka sepagi ini sudah telanjur disibukkan memikirkan pekerjaan yang menumpuk di kantor, harapan bisa menjual lebih banyak, kesepakatan yang akan ditanda-tangani, rencana-rencana penting yang harus dilakukan sebelum petang tiba, dan semacam itulah. Ada memang satu dua yang berdiri di bawah bingkai jendela bangunan berlantai dua, terpesona menatap syahdunya pagi. Satu dua yang berdiri di bawah krei penginapan dan toko roti. Serta sepasang kekasih yang bersandar di depan bangunan kantor pos tua. Uap yang keluar dari embusan napas mereka pelan merobek kabut. Mereka bukan penduduk kota ini. Mereka adalah pengunjung yang kebetulan singgah. Karena tak terbiasa, pagi itu indah benar dalam kejapan mata. Anak-anak berseragam yang diantar menuju tempat belajar muncul dari kelokan jalan dekat taman, beberapa berontak melepaskan pegangan tangan orangtuanya, lantas berlarian mengejar burung-burung gerej

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh yohanesy232 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 02 Jun 21