Dalam sebuah teks nonfiksi, terdapat konsep . . . . dan . . . .

1. Menemukan ide

Untuk menggali ide buku nonfiks , dapat melakukan Cara : Buatlah daftar keahlian kita atau bidang apa saja yang kita kuasai atau hobi yang sering kita lakukan.

2. Mengumpulkan data

Menulis nonfiksi memang berbeda dengan menulis naskah fiksi yang membutuhkan lebih banyak imajinasi. Menulis naskah nonfiksi justru tidak menguras energi karena kita cukup menuliskan informasi dan fakta.

3. Membuat konsep buku

Kita memerlukan konsep yang spesifik dan jelas agar bisa fokus dalam menuliskan naskah: menulis poin penting, menyusun bab, menyusun subbab, ataupun membuat pertanyaan-pertanyaan.

4. Gaya bahasa

Sesuaikan gaya bahasa tulisan kita dengan keperluan maupun jenis naskah nonfiksi yang kita tulis.

5. Sertakan data pendukung yang diperlukan

Beberapa buku nonfiksi biasanya memerlukan data pendukung. Data pendukung bisa berupa contoh kejadian, contoh aplikasi, foto, gambar, dan sebagainya

6. Tuliskan bagian-bagian naskah dengan lengkap

Dibutuhkan kesabaran dalam menulis. Kesabaran untuk memastikan bahwa naskah kita sudah memberikan informasi yang lengkap, runtut dan akurat sehingga bisa benar-benar menjadi sebuah buku.

7. Menentukan judul

Judul selalu menjadi hal pertama yang dilihat sebelum seseorang memutuskan akan membeli sebuah buku.

8. Self editing dan cross check data

Lakukan self editing dan cross check data agar tidak ada informasi yang hilang sehingga berpotensi membingungkan pembaca.

9. Mengirimkan proposal dan contoh tulisan ke penerbit

Kita bisa mengirimkan naskah kepada penerbit mayor untuk diterbitkan, menawarkan pada agen naskah, atau menerbitkannya secara indie. Pilihlah penerbit yang memiliki persamaan visi dan misi dengan naskah kita agar kemungkinan naskah diterbitkan lebih besar.

SEMOGA NILAI KAKAK BAGUS YA