Berikut ini adalah pertanyaan dari ajabebaz pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Dasar
Sebagai sumber referensi kosakata bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi salah satu sarana utama pendokumentasian kosakata bahasa Indonesia. Hingga saat ini, KBBI telah diterbitkan dan dicetak sampai edisi V. Di dalam KBBI edisi V ini termuat 127.036 lema. Jumlah lema ini menunjukkan penambahan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan jumlah lema kosakata pada edisi sebelumnya (edisi IV), yakni 90.049 lema. Adapun jumlah lema pada edisi sebelumnya, yakni edisi III, 78.000 lema; edisi II, 72.000 lema; edisi I, 62.000 lema.
Penambahan lema kosakata yang cukup signifikan pada KBBI edisi V tidak terlepas dari dimasukannya kata-kata budaya, nama tokoh, nama geografis, nama peristiwa penting, dan singkatan yang sudah sangat lazim. Selain itu, pertumbuhan kosakata dan istilah baru dalam bahasa Indonesia diakomodasi dengan cepat. Kini, dalam batang tubuh KBBI tersebut juga dimasukkan ungkapan bahasa daerah dan ungkapan bahasa asing yang sudah sangat lazim digunakan dalam komunikasi sehar-hari. Jika sebelumnya kata dan ungkapan tersebut hanya dimasukkan ke dalam lampiran, pada KBBI edisi V kata-kata tersebut juga dapat dicari dalam batang tubuh kamus.
Dalam KBBI edisi V, kosakata daerah menjadi penyumbang lema cukup besar. Keberadaan kosakata dari bahasa daerah dalam KBBI ini dapat diidentifikasi dengan dua cara, yaitu (1) melihat label yang ditulis antara lema dan kelas kata dan (2) melihat informasi asal bahasa yang ada di dalam definisi. Berdasarkan penghitungan Budiwiyanto (2010) dengan hanya memperhatikan label penggunaan bahasa daerah, diketahui bahwa kosakata serapan bahasa daerah dalam KBBI edisi IV berjumlah 3.592 entri. Jika dilihat dari jumlah entri yang terdapat dalam KBBI edisi IV (2008) yang memuat 90.049 entri, bahasa daerah ternyata hanya memberikan kontribusi sebesar lebih kurang 3,9996 dalam kosa kata bahasa Indonesia.
Terdapat penambahan kosakata daerah dari KBBI edisi IV ke KBBI edisi V, yakni 329 lema kosakata daerah. Adapun lema bahasa Sunda bertambah sebanyak 27 lema. Dalam KBBI edisi IV (2008) dan edisi V (2016), bahasa Sunda menjadi penyumbang kosakata ketiga terbesar setelah bahasa Jawa dan Minangkabau. Hal tersebut sangat beralasan karena jumlah penutur bahasa Sunda cukup banyak.
6. Apa yang akan terjadi apabila bahasa Sunda tidak memberikan kontribusi pada KBBI edisi V?
A. Jumlah kosakata daerah KBBI edisi V tidak akan mencapai 329 lema.
B. KBBI edisi V tidak akan memperoleh penambahan kosakata sama sekali.
C. Jumlah penutur bahasa Sunda akan semakin banyak.
D. Bahasa Sunda akan menjadi penyumbang terbanyak dalam KBBI edisi ke-5.
E. Bahasa Sunda menjadi penyumbang kosakata kedua terbesar setelah bahasa Minangkabau.
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Apa yang akan terjadi apabila bahasa Sunda tidak memberikan kontribusi pada KBBI edisi V?
Jawab: A. Jumlah kosakata daerah KBBI edisi V tidak akan mencapai 329 lema.
┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄
Pembahasan:
Dalam paragraf terakhir menjelaskan peran bahasa Sunda dalam penambahan kosakata bahasa Indonesia. KBBI edisi V ada sebanyak 329 lema berasal dari bahasa daerah yang masuk menjadi kosakata bahasa Indonesia. Jika bahasa Sunda tidak memberikan kontribusi pada KBBI edisi V, maka yang akan terjadi adalah jumlah kosakata daerah KBBI edisi V tidak akan mencapai 329 lema.
Opsi Jawaban: A
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh DETECTlVE dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 29 Jun 22