Hari ini Pak Tua sangat gembira. Ia akan memanen buah-buah tomatnya Tanaman tomatnya berbuah lebat dan bagus. Ingatan Pak Tua pun melayang, la teringat beberapa waktu lalu lahannya yang ditanami cabal gagal panen la sudah mengeluarkan banyak uang untuk menanam cabai. Sebetulnya tetangganya sudah menyarankan untuk tidak menanam cabal, tetapi ia tidak mendengarkan saran tersebut. Iklim di tempat tinggalnya lebih cocok untuk tanaman tomat, bukan cabal Sumber: dokumen penerbit ilustrator Daniel WK Gambar 1.2.3 Pak Tua bersedih mengalami gagal panen cabal "Ah, buat apa aku ikut menanam tomat? Kalau semua petani di sini menanam tomat, tentu waktu panen harganya murahKalau aku sendiri yang menanam cabai, aku bisa meraih banyak keuntungan Aku bisa menjualnya dengan harga tinggi. Aku akan kaya raya," begitu angan-angan Pak Tua kala itu Namun, harapan Pak Tua tidak menjadi kenyataan. Tanaman cabai yang dibanggakan dan diharapkan gagal panen. Tanaman cabai Pak Tua tidak dapat berkembang dengan baik. Cabai yang dia angan-angan pun akhirnya hanya jadi sampah tidak berguna Untunglah Pak Barna peduli kepada Pak Tua ta lalu mengajak Pak Tua menanam tomat Kata Pak Barna semua petani di Kampung Sambi Agung meraih banyak keuntungan dari tanaman tomatnya Mula-mula Pak Tua bersikukuh untuk tetap menanam cabai la tidak peduli dengan saran Pak Barna dan petani lalnnya. Namun Pak Barna tidak putus asa, la terus membujuk Pak Tua agar mau beralih menanam tomat Karena kesabaran Pak Barna, akhirnya Pak Tua pun ikut menanam tomat .​