Jawaban:

Upacara nginjek tanah diadakan di bagian depan rumah atau pekarangan.

Upacara nginjek tanah merupakan adat Betawi.

Upacara nginjek tanah diadakan pada saat bayi berumur 8 bulan, pada umur itu bayi mulai belajar berjalan. Upacara ini biasanya dilengkapi dengan tasyakuran.

Untuk didaerah Jawa Timur upacara nginjek tanah disebut upacara tedak siten. Bedanya jika di Jawa Timur dilengkapi dengan ‘jadah’/’tetel’ tujuh warna yang terbuat dari beras ketan dicampur dengan parutan kelapa muda dan ditambahi garam agar rasanya gurih, berwarna merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga dan ungu.

Selain itu juga disiapkan berbagai benda seperti buku, pensil, bola dan lain-lain, bayi dibiarkan memilih benda tersebut, konon diyakini jika bayi mengambil buku maka kelak bayi akan menjadi orang pandai, begitu seterusnya.

Semoga Membantu!