Jawaban:

Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan. Tidak ada tumbuhan yang hidup, bahkan semak pun hampir jarang.

       Pada suatu hari, Bu Mala memberi siswanya sebuah buku tulis. Bu Mala mengizinkan siswanya untuk melakukan apa pun di buku tersebut. Tiba-tiba Makale berkata ia ingin membuat herbarium. Bu Mala terkejut mendengar keinginan Makale, karena herbarium membutuhkan banyak daun.

       Makale berkata bahwa herbarium itu sangat indah. Ia ingin membuat herbarium bunga. Teman-teman bertanya di mana ia akan menemukannya. Makale menjawab ia akan menemukannya.

       Pada suatu hari, hujan turun sangat deras. Benih-benih tumbuh dan bunga merah kecil tumbuh. Makale memetik sebuah bunga merah dan menempelkannya di bukunya. Hari berikutnya, bunga-bunga lainnya layu karena terbakar matahari.

       Makale sangat senang dan memperlihatkan herbarium bunganya. Bunga itu sangat berharga karena hanya mekar sehari dalam setahun.

itu dia cerita bunga paling berharga dengan bahasa sendiri.