tuliskan sejarah pahlawan pangeran diponegoro dan kaptain pattimura!!Jangan ngasal ya!!​

Berikut ini adalah pertanyaan dari dafa050511 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Dasar

Tuliskan sejarah pahlawan pangeran diponegoro dan kaptain pattimura!!

Jangan ngasal ya!!​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Pangeran Diponegoro adalah seorang bangsawan Keraton Yogyakarta dari keturunan ayahnya, yaitu Sultan Hamengkubuwono III, terlahir di lingkungan Keraton tidak membuat Pangeran Diponegoro hidup sebagai orang yang manja dan terbuai dengan kekuasaan duniawi.

Di bawah asuhan dari Neneknya Ratu Kedaton beliau belajar ilmu agama serta hidup sederhana di sebuah desa terpencil, jauh dari hingar-bingar Keraton Jogjakarta.

Bergaul dengan rakyat jelata, membuat beliau belajar hidup dan memahami setiap keluhan dan permasalahan yang dialami rakyat jelata secara mandiri.

Pangeran Diponegoro pun senantiasa menghormati para pemuka agama dan selalu berhasrat untuk mendalami ilmu agama. Akan tetapi hidup di bawah tekanan penjajah Belanda tidak langsung mudah.

Pajak yang tinggi, serta perubahan secara besar-besaran tatanan adat Jawa, membuat rakyat semakin menderita. Ditambah dengan kekalahan Inggris dan peralihan jajahannya kepada Belanda, membuat rakyat Jawa khususnya semakin menderita akibat kerja rodi yang dijalankan untuk membayar semua biaya perang Belanda.

Hal inilah yang menjadikan Pangeran Diponegoro tidak bisa diam berpangku tangan, Beliau kumpulkan para pemuka agama juga pangeran-pangeran keraton yang memiliki tujuan yang sama, yaitu mengusir Belanda dan mengembalikan tatanan jawa.

Desa Tegal Rejo, 20 Juli 1825

Saat sudah diketahui gerak geriknya, Belanda bergerak cepat dengan mengirimkan pasukannya, untuk menangkap pasukan Pangeran Diponegoro.

Kemudian terjadilah pertempuran pertama, pasukan pasukan Pangeran Diponegoro mampu memutar balikkan keadaan, dan berhasil kabur ke Gua Selarong karena tersesak.

Pasukan Belanda memang tidak dapat menangkap Pangeran Diponegoro, namun berhasil menghancurkan desa dengan membakarnya.

2.Kisah Heroik Kapitan Pattimura

Kapitan Pattimura (lahir di Hualoy, Hualoy, Seram Selatan, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), memiliki nama asli Ahmad Lussy, di sejarah versi pemerintah ia dikenal dengan nama Thomas Matulessy atau Thomas Matulessia, adalah seorang bangsawan dan ulama yang kelak kemudian dikenal sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional yang sangat gigih melawan penjajah Belanda. Mengenai profil Pattimura, Beliau memiliki nama asli Thomas Matulessy ada juga yang mengatakan nama aslinya adalah Ahmad Lussy. Adapun dalam buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, “Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan”.

Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda meneterapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahn dinas militer ini dipaksakan.

Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang diberi gelar Kapitan Pattimura Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi).

Sebagai panglima perang, Thomas Matulessy mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh maulanadwisptr dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 15 Feb 22