Bacalah cerita berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 5-7. Kincir Air Si Kancil Pagi itu, cuaca sangat cerah. Kancil berjalan menyusuri sungai di tengah hutan. Sambil sesekali melompat, ia memperhatikan suasana sekitar dengan menengok ke kanan dan ke kiri. Ia heran karena tidak melihat satu pun hewan di sekitar sungai. "Kenapa kamu, Cil?" tanya Monyet yang bergelantungan di pohon mangga. Sejak tadi, Monyet memperhatikan tingkah Kancil yang tampak kebingungan. "Kok aneh sekali hari ini. Ke mana perginya hewan lain?" Kancil balik bertanya. “Singa dan para hewan melakukan rapat di tepi danau untuk membahas persiapan musim kemarau. Kita akan menghadapi musim kemarau, Cil. Saat kemarau, banyak tanaman mengering dan tidak berbuah sehingga persediaan makanan menjadi terbatas," jawab Monyet. "Oh, begitu ya. Coba aku ke sana sekarang," kata kancil seraya berlari ke tepi danau. Sesampainya di tepi danau, Singa meminta Kancil mendekat. "Sini, Cil. Aku memerlukan ide cerdasmu, Cil," kata Singa. "Apa yang bisa aku bantu?" tanya Kancil. "Lihat danau ini. Airnya sangat banyak. Akan tetapi, hewan-hewan di hutan selalu kelaparan setiap musim kemarau karena banyak pohon yang mati," kata Singa. "Oh, itu mudah saja. Ayo, kita buat kincir air. Aku perlu bantuan agar bisa menyelesaikan tugas ini," kata Kancil "Baik, Cil. Apa yang bisa kami bantu?" jawab para hewan serempak. “Badak, tugasmu menebang pohon bambu. Jerapah, tugasmu membelah bambu-bambu. Landak, tolong bersihkan bambu agar air bisa mengalir melalui bambunya. Monyet, tolong angkat bambu ke punggung Kuda agar Kuda dapat membawa bambu ke tepi danau. Buaya, tolong dorong kayu besar yang ada di pinggir danau. Gajah, tolong buat beberapa tiang di dalam danau. Setelah tiang berdiri tegak, Buaya membantu Monyet untuk mencapai tiang dan mengaitkan semua potongan bambu agar terbentuk kincir air," kata Kancil menjelaskan tugas para hewan. Beberapa hari kemudian, semua pekerjaan selesai dan empat kincir air besar telah berdiri dengan tegak dan siap digunakan. Singa bertanya kepada Kancil yang sedang mengamati teman-teman yang sedang bekerja sama membuat kincir air. “Mengapa kamu hanya diam di sini dan tidak membantu mereka, Cil?" tanya Singa kepada Kancil "Aku bukannya tidak mau membantu, Singa. Kamu tahu tidak, aku yang mempunyai ide untuk membuat kincir air ini dan ideku sebenarnya sangat mahal. Aku berbaik hati kepada kalian semua karena aku juga akan memanfaatkan buah dari air yang mengaliri pohon-pohon di hilir sungai sana" jawab Kancil. "Oh, begitu ya," jawab Singa sambil berlalu dari hadapan Kancil. Singa memahami perilaku Kancil Hal yang penting adalah semua penghuni dapat merasakan manfaat kincir air.​