Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan kala itu harus melalui perbedaan pendapat yang terjadi antara golongan tua dan golongan muda. Golongan tua sendiri merupakan tokoh-tokoh seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, dan para pengurus BPUPKI serta PPKI. Sedangkan, golongan muda terdiri dari tokoh-tokoh seperti Wikana, Subandio, Darwis, Soekarni, dan tokoh muda lainnya.

Golongan muda saat itu mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan usai Sutan Sjahrir memperoleh kabar melalui radio mengenai Jepang yang menyerah dari Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Di saat bersamaan, Soekarno dan Mohammad Hatta baru kembali dari Vietnam pasca bertemu dengan Terauchi. Desakan untuk memproklamasikan kemerdekaan ditolak Soekarno dan Mohammad Hatta karena memilih menunggu janji kemerdekaan dari Jepang dan proklamasi dilakukan melalui PPKI.