Berikut ini adalah pertanyaan dari devindwiwisnuprakoso pada mata pelajaran B. Daerah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
semoga membantu ya ^_^
1. Jawa – Midodareni
Pada malam midodareni, keluarga besar mempelai pria mengunjungi rumah mempelai wanita untuk menyatakan niat mereka untuk meminangnya. Di malam itu, kedua calon pengantin tidak diperbolehkan untuk bertemu. Mempelai pria membawa bingkisan yang biasa disebut seserahan, sementara mempelai wanita tetap berada di kamar pengantin dan hanya boleh dikunjungi oleh tamu wanita. Usai acara, orang tua dari calon pengantin wanita akan memberikan bingkisan balasan kepada calon pengantin pria yang biasanya berisikan kancing gelung, yaitu pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih di keesokan harinya.
2. Betawi – Malam Pacar
Upacara malam pacar diadakan semalam sebelum hari pernikahan tiba. Dalam ritual pernikahan Betawi ini, calon mempelai wanita menghiasi kuku jari tangan dan kakinya dengan pacar. Hal ini dilakukan agar calon mempelai wanita dapat tampil cantik di hari pernikahannya. Sebelumnya, dilakukan prosesi potong centung dan ngerik bulu kalong, yaitu menghilangkan beberapa bulu halus calon pengantin menggunakan uang logam dan gunting. Malam pacar biasanya dilangsungkan setelah acara lamaran, pingitan, dan siraman.
3. Sunda – Ngeuyeuk Seureuh
Ngeuyeuk seureuh biasanya diadakan di rumah mempelai wanita pada malam hari sebelum akad nikah. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar dari kedua calon pengantin. Dalam acara ini, keduanya meminta restu kepada orang tua masing-masing dengan disaksikan oleh sanak saudara. Melalui prosesi ini, orang tua memberikan nasihat melalui simbol dari benda-benda yang digunakan selama acara berlangsung. Petuah yang diberikan diharapkan akan bermanfaat bagi kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Pelaksanaan acara ngeuyeuk seureuh dipimpin oleh wanita yang telah berumur dan paham betul tentang acara adat ini, biasa disebut nini pangeuyeuk.
4. Banjar – Badudus atau Bapapai
Badudus atau bapapai merupakan upacara pemandian untuk membersihkan jiwa dan raga yang dilakukan sebelum upacara penikahan pengantin Banjar. Biasanya, tradisi ini dilakukan pada malam hari menjelang hari pernikahan di kediaman mempelai wanita. Bapapai sendiri memiliki arti memercikkan air dengan mayang pinang kepada kedua mempelai. Ritual ini dilakukan oleh wanita-wanita yang dituakan dalam keluarga atau sesepuh dengan jumlah ganjil secara bergantian.
7 Upacara Adat di Malam Sebelum Hari Pernikahan Image 2
Fotografi: Namora Pictures dari Pernikahan Adat Jawa dan Koto Gadang di Jakarta
5. Minang – Malam Bainai
Malam Bainai adalah malam terakhir bagi calon pengantin wanita untuk menikmati kebebasannya sebagai wanita lajang. Tak ayal, malam itu pun biasanya dihabiskan dengan keluarga dan teman dekat. Sebelum prosesi ini dimulai, biasanya dilakukan ritual mandi-mandian. Kata Bainai sendiri berarti memakai inai, yaitu tumbuhan yang mengeluarkan warna jingga ketika ditumbuk. Inai tersebut kemudian dibubuhkan pada kuku jari calon pengantin wanita. Pemberian warna tersebut pun memiliki arti yang berbeda-beda di setiap jarinya, misalnya jari manis tempat cincin kawin melambangkan pengharapan agar kedua mempelai selalu setia dan saling mencintai.
6. Minahasa – Malam Gagaren
Malam gagaren atau malam muda-mudi merupakan acara mandi di bawah pancuran air. Tradisi ini semakin sulit dilaksanakan di kota-kota besar, sehingga biasanya digantikan oleh upacara mandi lumelek dan bacoho. Lumelek merupakan tradisi mandi menginjak batu dengan mencampur sembilan jenis bunga yang berwarna putih dan harum. Sementara itu, mandi bacoho adalah ritual adat yang saat ini banyak dilakukan sebagai simbolisasi. Mandi bacoho layaknya mandi seperti biasa, membersihkan diri dari ujung kepala sampai kaki. Dalam mandi bacoho, biasanya parutan kelapa digunakan untuk keramas agar rambut terlihat berkilau.
7 Upacara Adat di Malam Sebelum Hari Pernikahan Image 3
Fotografi: Bernardo Pictura
7. Bugis – Mappacci
Ritual mappacci melambangkan kebersihan atau kesucian. Upacara ini diawali dengan mempersilakan kedua mempelai duduk untuk duduk di pelaminan, di mana sebuah bantal diletakkan di hadapan mereka sebagai simbol penghormatan. Ada pula tujuh lembar sarung sutera sebagai simbol harga diri, sepujuk daun pisang sebagai simbol hidup yang berkesinambungan, lilin sebagai simbol penerangan, serta tujuh daun nangka tanda harapan. Pacci dihaluskan dalam wadah yang terbuat dari logam kuning untuk menandakan kesucian atau kebersihan. Lalu, tamu yang hadir akan secara satu-persatu mengusapkan pacci ke telapak tangan atau kuku kedua mempelai disertai dengan doa. Orang-orang yang menyematkan pacci biasanya adalah keluarga dan kerabat dekat yang dikenal memiliki rumah tangga yang bahagia dan langgeng.
semoga bermanfaat ya ^_^
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh novi160387 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 13 Apr 22