Sejarah uang dimulai dari era barter, di mana barang atau jasa ditukar dengan barang atau jasa yang lain tanpa ada bentuk uang yang resmi. Namun, cara ini memiliki kelemahan, yaitu sulitnya menentukan nilai tukar antara barang dan jasa yang berbeda. Oleh karena itu, orang mulai menggunakan logam mulia, seperti emas dan perak, sebagai alat tukar yang lebih stabil nilainya.

Di beberapa tempat, seperti Mesir Kuno dan Tiongkok, uang kertas mulai digunakan pada abad pertengahan sebagai representasi dari logam mulia yang sebenarnya. Namun, uang kertas tidak menjadi alat tukar yang umum di seluruh dunia sampai beberapa abad kemudian.

Selanjutnya, uang kertas mulai berkembang dengan diterbitkannya uang kertas oleh bank-bank swasta dan pemerintah. Pada tahun 1694, Bank of England mengeluarkan uang kertas pertamanya untuk memudahkan transaksi antara para pedagang dan meminjamkan uang ke pemerintah.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, uang elektronik mulai berkembang pada abad ke-20 dan menjadi semakin populer hingga sekarang. Uang elektronik memungkinkan transaksi dilakukan tanpa perlu menggunakan uang fisik, yang lebih mudah dan cepat.

Saat ini, uang juga telah berkembang ke bentuk cryptocurrency, seperti Bitcoin, yang didasarkan pada teknologi blockchain dan tidak diatur oleh bank sentral atau lembaga keuangan lainnya. Namun, penggunaan cryptocurrency masih kontroversial dan belum diterima secara luas oleh masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia.