Upacara dapat dikatakan sebagai pertunjukan teater karena keduanya melibatkan elemen penting yang sama, yaitu penampilan visual dan peran atau karakter yang dimainkan. Baik upacara atau pertunjukan teater memiliki naskah atau skenario yang disusun sebelumnya, kostum dan dekorasi yang menunjang cerita, dan peran-peran yang dimainkan oleh para pemain atau peserta upacara.

Selain itu, upacara sering kali memiliki unsur-unsur dramatis seperti ritual, tari, dan musik yang diatur secara khusus untuk menghadirkan perasaan atau emosi tertentu dalam pengalaman yang disaksikan oleh penonton atau peserta. Hal ini mirip dengan pertunjukan teater yang berusaha untuk menyajikan pengalaman yang emosional dan mendalam melalui permainan peran dan penampilan visual yang menarik.

Kesamaan lainnya adalah bahwa keduanya memiliki tujuan untuk menghibur dan/atau menyampaikan pesan atau makna tertentu kepada penonton atau peserta. Melalui penampilan visual yang menarik dan peran yang dimainkan dengan baik, baik upacara maupun pertunjukan teater dapat memberikan pengalaman yang menginspirasi dan bermakna bagi penonton atau peserta.

Dalam beberapa kasus, upacara juga dapat dianggap sebagai pertunjukan teater karena peran yang dimainkan oleh peserta upacara sebenarnya merupakan sebuah dramatisasi dari kejadian atau cerita yang terjadi dalam sejarah atau legenda. Dengan demikian, unsur dramatisasi ini menjadi faktor penting yang membedakan upacara dari kegiatan lainnya yang tidak memiliki unsur dramatisasi.