Orang-orang Kristen Franka (disebut juga sebagai Franks atau Crusaders) dibantu oleh para penguasa Eropa dan Paus Gregorius untuk bergabung dengan Pasukan Salib dan melancarkan serangan terhadap wilayah Timur Tengah, khususnya melawan Salahuddin atau dikenal juga sebagai Saladin. Tujuan utama mereka dalam melancarkan serangan tersebut adalah merebut kembali Tanah Suci, terutama Yerusalem, yang telah jatuh ke tangan Muslim pada tahun 1187 setelah kekalahan pasukan Kristen dalam Pertempuran Hattin.

Pasukan Salib terdiri dari orang-orang Kristen Eropa, terutama dari Prancis, Jerman, dan daerah-daerah lain di Eropa Barat. Mereka dipengaruhi oleh panggilan Paus Urbanus II pada tahun 1095 dalam pidatonya di Council of Clermont, di mana ia mengajak umat Kristen untuk membebaskan Tanah Suci dari kekuasaan Muslim. Selama beberapa abad, serangkaian ekspedisi militer diluncurkan ke Timur Tengah oleh para penguasa Eropa dan didukung oleh Paus.

Tujuan utama mereka dalam serangan ini adalah motivasi agama dan politik. Secara agama, mereka berharap untuk merebut kembali tempat-tempat suci Kristen yang dianggap mereka sebagai tanah suci, terutama Yerusalem. Selain itu, faktor politik juga memainkan peran penting, seperti upaya untuk memperluas pengaruh dan kekuasaan Eropa serta untuk mengamankan rute perdagangan ke Timur.

Namun, penting untuk dicatat bahwa motivasi dan tujuan para peserta Pasukan Salib tidak selalu seragam. Ada berbagai kelompok, individu, dan kepentingan yang berbeda di antara mereka, termasuk motivasi keagamaan, ekonomi, kebanggaan nasional, dan ambisi politik pribadi.