Tuliskan asal usul Banyumas versi ke 2​

Berikut ini adalah pertanyaan dari nadiskamaharani pada mata pelajaran B. Daerah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tuliskan asal usul Banyumas versi ke 2​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Diceritakan, bahwa Adipati Wirasaba yang

bernama Wargautama I (satu) memerintah rakyat Kadipaten Wirasaba dengan

arif dan bijaksana. Keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan membuat

rakyat Kadipaten Wirasaba hidup makmur, aman dan damai. Sepeninggal

Raden Wargautama I, kedudukan digantikan oleh menantunya, Raden Bagus

Mangun atau Raden Semangun, yang disebut juga Joko Kaiman, Putra Raden

Banyaksosro. Raden Mangun disebut Raden Wargautama II (dua).

Adipati Wargautama II membagi tanah

Kadipaten Wirasaba menjadi empat bagian untuk diserahkan kepada empat

orang putranya. Sejak itu beliau dikenal dengan sebutan Adipati Mrapat

artinya adipati yang membagi empat. Di kemudian hari keempat daerah ini

dikenal dengan istilah Catur Tunggal.

Tanah tersebuat di sebelah barat daya

Desa Kejawar. Di sana terdapat pepohonan yang bernama pohon tembangan.

Warnanya seperti emas.

Dengan berbagai pertimbangan dan saran

dari para cerdik pandai, akhirnya Adipati Mrapat memutuskan untuk

malaksanakan apa yang diwangsitkan, yaitu membuka hutan. Berangkatlah

Adipati Mrapat dengan rakyatnya yang setia dan siap berjuang membuka

daerah permukiman baru. Tidak terhitung berapa lamanya membuka hutan,

akhirnya selesai dan kota pun menjelma atau terwujud.

Setelah Adipati Mrapat wafat digantikan

putranya secara turun temurun. Berturut turut antara lain R. Ng

Mertasure i, R. Ng Mertayuda dan seterusnya.

Cerita kedua menyebutkan bahwa ketika

rakyat membangun pusat pemerintah kebetulan ada kayu besar hanyut di

Sungai Serayu. Kayu itu bernama pohon “Kayu Mas”. Kayu itu berasal dari

Desa Karangjambu, Kecamatan Kejobong, Kawedan Bukateja, Kabupaten

Purbalingga.

Anehnya, kayu itu berhenti tepat di

lokasi pembangunan. Adipati Mrapat tersentuh hati melihat kejadian itu.

Lalu diambilah kayu tersebut. Kemudian djaikan saka guru Balai Si Panji.

Karena kayu itu bernama kayu mas yang hanyut terbawa arit, maka pusat

pemerintahan yang dibangun tadi diberi nama “Banyumas” (air dan kayu

mas).

Cerita ketiga adalah bahwa dalam sejarah

Toyamas disebutkan bahwa nama Banyumas adalah berhentinya Adipati

Mrapat dalam perjalanan mudik dari Wirasaba. Pada saat itu ia melalui

Kali Rukmi atau Kali Mas. Bersama para Nayaka Praja dan Prajuritnya, ia

berhenti di pertemuan Sungai Mas dengan sungai yang lain. Disitu Adipati

Mrapat membuat psenggrahan yang kemudian diberi nama Banyumas.

Cerita keempat menyebutkan bahwa nama

Banyumas berasal dari kata banyu dan emas. Kata-kata itu diceritakan

oleh penduduk daerah tersebut secara bersaut-sautan. Konon sebelum nama

Banyumas daerah itu disebut Selarong. Kala itu Selarong kedatangan

seorang tamu dengan menunggang kuda. Selama di Selarong, tamu itu

bertingkah laku aneh, berbeda dengan adat istiada setempat. Oleh karena

itu, penguasa praja mengambil tindakan pengamanan. Tamu dimasukkan

dedalam bui atu penjara.

Pada saat itu kota Selarong sedang

dilanda kemarau panjang. Sumur-sumur kering. Aliran Sungai Serayu surut.

Untuk mendapatkan air sangat susah. Penduduk harus membuat belik-belik

di pinggir sungai. Sejak tamu itu dimasukkan ke dalam penjara secara

kebetulan tampaklah awan hitam di langit. Lama-kelamaan berubah menjadi

mendung. Suasana pun menjadi gelap dan akhirnya turunlah hujan dengan

lebatnya. Bukan main gembiranya penduduk Selarong. “Banyu…Banyu…Banyu…”

dan yang lain berteriak kata-kata “Banyu Emas”. Banyu mas artinya air

yang sangat berharga bagaikan emas. Sejak saat itulah kota Selarong

berganti nama menjadi Banyumas sampai sekarang.

Sejak kejadian itu, penguasa melepaskan

tamu itu dari penjara, dengan pertimbangan keadaan mulai tenang. Setelah

dibebaskan tamu itu langsung pergi ke Desa Dawuhan. Di sana ia berguru

kepada orang sakti bernama Embah Galagamba atau biasa disebut Ki Glagah

Amba. Kedua orang itu tinggal di Padepokan Dawuhan hingga akhir

hayatnya. Embah Glagah dan muridnya dimakamkan di Dawuhan.

Itulah beberapa cerita asal usul nama

Banyumas. Bukan tidak mungkin cerita asal usul nama Banyumas masih

banyak yang belum ditulis atau dibukukan.

Hari Jadi Kabupaten Banyumas

Adanya Kabupaten Banyumas tidak lepas dari kebijakan Raden Joko Kaiman

atau Raden Warga Utama II, yang membagi Kadipaten Wirasaba menjadi empat

bagian. Satu di antaranya adalah Banyumas. Oleh karena itu, hari jadi

Kabupaten Banyumas didasarkan pada hari diangkatnya Raden Joko Kaiman

menjadi Adipati Wirasaba VII.

Raden Joko Kaiman yang kemudian dikenal

dengan Adipati Mrapat diangkat menjadi Adipati Wirasaba VII pada hari

Raya Grebeg Besar (Mulud), yaitu tanggal 12 Rabiulawal 990 H. Hari

bertepatan dengan Jumat Kliwon tanggal 6 April 1582 M.

Bedasarkan alasan diatas, Pemerintah

Kabupaten Banyumas menetapkan hari jadi Kabupaten Banyumas pada tanggal 6

April 1582 M. Hari jadi tersebut dikukuhkan dengan Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 1980.

semoga membantu maaf kalo salah✨

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh anandhyta4 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 02 Jun 21