apabila terjadi perebutan kekuasaan apa yang terjadi kepada istri raja

Berikut ini adalah pertanyaan dari reviarosalia pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

apabila terjadi perebutan kekuasaan apa yang terjadi kepada istri raja yang berhasil ditaklukan! apakah mereka dinikahi atau diasingkan dari kerajaan tersebut, jelaskan?

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

Makedonia atau Makedon (bahasa Yunani: Μακεδονία, Makedonía)[4] adalah sebuah kerajaan kuno yang terletak di pinggiran Yunani pada masa Arkais dan Klasik,[5] dan kemudian menjadi negara yang dominan di Yunani pada masa Helenistik.[6] Kerajaan ini dibentuk oleh Dinasti Argeadai, tetapi dalam sejarahnya juga pernah dikuasai oleh Dinasti Antipatridai dan Antigonidai. Kerajaan tempat tinggal orang Makedonia Kuno ini mula-mula berpusat di bagian timur laut Semenanjung Yunani,[7] yang berbatasan dengan Epiros di barat, Paionia di utara, Trakia di timur, dan Tesalia di selatan.

Makedonia

Μακεδονία

808 SM–168 SM

{{{coat_alt}}}

Surya Vergina

Makedonia pada tahun 336 SM (warna jingga)

Makedonia pada tahun 336 SM (warna jingga)

Ibu kota

Aigai (Vergina)[1]

(808–399 SM)

Pela[2]

(399–167 SM)

Bahasa yang umum digunakan

Makedonia Kuno

Yunani Atika

Yunani Koine

Agama

Politeisme Yunani

Pemerintahan

Monarki

Raja (Basileus)

• 808 SM–778 SM

Karanos

• 179 SM–168 SM

Perseus

Legislatif

Sinedrion

Era Sejarah

Abad Kuno

• Didirikan oleh Karanos

808 SM

• Vasal Persia[3]

512/511–493 SM

• Menjadi wilayah Persia[3]

492–479 SM

• Kejayaan Makedonia

359–336 SM

• Menaklukkan Persia

335–323 SM

• Pembagian Babilonia

323 SM

• Perang Diadokhoi

322–275 SM

• Pertempuran Pidna

168 SM

Mata uang

Tetradrakhma

Kode ISO 3166

MK

Didahului oleh Digantikan oleh

Zaman Kegelapan Yunani

Kerajaan Pergamon

Kekaisaran Seleukia

Kerajaan Ptolemaik

Makedonia (provinsi Romawi)

Sebelum abad ke-4 SM, Makedonia merupakan sebuah kerajaan kecil di luar wilayah yang didominasi oleh negara kota besar seperti Atena, Sparta, dan Tivai, dan Makedonia juga sempat tunduk kepada Akemeniyah (Persia).[3] Nasib Makedonia berubah pada masa pemerintahan seorang raja Argeadai yang bernama Filipos II (m. 359 SM – 336 SM). Filipos II mereformasi militer Makedonia salah satunya dengan memperkenalkan formasi falangs Makedonia yang dipersenjatai dengan tembiang sarissa, dan berkat reformasi ini ia dapat mengalahkan Atena dan Tivai dalam Pertempuran Kaironeia pada 338 SM. Salah satu putra Filipos II yang dikenal dengan julukan Aleksander Agung melanjutkan upaya ayahnya untuk menguasai seluruh Yunani dan ia menghancurkan kota Tivai setelah kota tersebut mencoba memberontak. Aleksander lalu berhasil menjatuhkan Kekaisaran Akemeniyah dan menaklukkan wilayah yang terbentang hingga ke Sungai Indus. Semenjak itu, seni dan sastra Yunani berkembang di wilayah-wilayah yang telah ditaklukkan, dan kemajuan dalam bidang filsafat, teknik, dan sains pun menyebar di wilayah-wilayah tersebut.

Setelah kematian Aleksander Agung pada tahun 323 SM, Perang Diadokhoi meletus akibat perebutan kekuasaan yang melibatkan para jenderal yang dahulu berperang bersama Aleksander, dan kemudian wilayah yang telah ditaklukan pun dibagi-bagi. Hal tersebut tidak membuat Makedonia kehilangan status sebagai pusat kebudayaan dan politik Yunani di kawasan Mediterania bersama dengan Mesir Ptolemaik, Kekaisaran Seleukia, dan Kerajaan Pergamon. Makedonia mulai mengalami kemunduran setelah meletusnya Peperangan Makedonia dan kebangkitan Romawi sebagai negara terkuat di kawasan Mediterania. Sesudah kemenangan Romawi dalam Perang Makedonia Ketiga pada tahun 168 SM, monarki Makedonia dibubarkan dan digantikan oleh negara-negara pengekor Romawi. Monarki sempat dipulihkan pada masa Perang Makedonia Keempat pada tahun 150–148 SM, tetapi upaya tersebut tidak berhasil dan Romawi akhirnya mendirikan provinsi Makedonia.

Raja-raja Makedonia memiliki kekuasaan absolut dan mengendalikan sumber daya negara seperti emas dan perak. Mereka mengadakan kegiatan-kegiatan penambangan untuk mencetak uang, mendanai pasukan mereka, dan pada masa Filipos II juga untuk membangun armada laut. Tidak seperti negara-negara diadokhoi yang didirikan sepeninggalan Aleksander Agung, kultus kekaisaran yang digalakkan oleh Aleksander tidak pernah diberlakukan di Makedonia, tetapi penguasa Makedonia tetap berperan sebagai imam agung kerajaan dan merupakan pendukung berbagai kultus dari dalam dan luar negeri. Wewenang raja secara teoretis dibatasi oleh lembaga militer, sementara beberapa kota di persemakmuran Makedonia dianugerahi otonomi yang besar, termasuk memiliki pemerintahan demokratis dengan majelis rakyat.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh partisunarso23 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 07 Jun 21